Jemaah Yasin Fadhilah Soroti Tempat Hiburan di Kayong Utara Menjurus ke Perilaku Negatif

2025-03-04 18:22:12
Pengurus Majelis Yasin Fadhilah, menerima plakat cindera mata dari pendakwah Palestina, Syaikh Muhammad Ra’ed Abed Alhaleem. (Istimewa)

KAYONG UTARA, insidepontianak.com - Tempat hiburan di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, kembali menjadi perhatian.

Kali ini, sorotan datang dari Majelis Yasin Fadhilah. Mereka melihat tempat hiburan yang beroperasi di kawasan Pantai Pulau Datok mengundang prilaku negatif. 

Tempat hiburan yang dimaksud adalah kafe dengan fasilitas karaoke mempekerjakan pelayan perempuan berpakaian minim. Praktik itu dianggap mengundang perbuatan tak senonoh. 

"Kami tidak melarang masyarakat menjalankan usaha, tetapi kami prihatin jika usaha tersebut berdampak negatif. Kita harus memikirkan masa depan generasi kita," ujar Ketua Majelis Yasin Fadhilah, Muhammad Anton Ubaidillah. 

Ia pun menegaskan, bulan suci Ramadan momen yang tepat untuk melakukan introspeksi, baik secara pribadi, keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Karenanya, praktik-praktik hiburan yang mengarah pada prilaku negatif, harusnya dilakukan pencegahan. 

"Setidaknya, nilai-nilai agamis harus terwujud dalam kehidupan masyarakat agar daerah ini penuh berkah," harapnya.

Kayong Utara sebagai kabupaten baru, relatif tak memiliki persoalan yang terlalu kompleks. Oleh karena itu, penanganan masalah yang menyangkut moral mestinya lebih mudah diatasi.

”Pemangku kepentingan diharap sigap dan cepat. Jangan membiarkan praktik terselubung, seperti prostitusi," tegasnya.

Menurut Muhammad Anton, jika permasalahan ini ditangani sejak dini, kemungkinan munculnya pihak yang menentang kebijakan tersebut akan lebih sedikit. 

Namun, jika pemerintah membiarkan usaha-usaha ini berkembang tanpa pengawasan, pembinaan, atau sanksi tegas, maka dalam jangka panjang akan semakin sulit untuk ditertibkan 

“Karena tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah," lanjutnya.

Ia pun berharap pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat dapat membangun komunikasi yang baik dalam menyikapi persoalan ini.

"Majelis-majelis agama tentu harus menjadi motor penggerak dalam menyikapi hal ini," pesannya.***

Leave a comment