16 Siswa di Benua Kayong Diduga Keracunan Usai Konsumsi Makanan, Yayasan Minta Publik Tenang

2025-09-24 15:59:49
Yayasan Adinda Karunia Ilahi/ist

KETAPANG, insidepontianak.com – Sebanyak 16 siswa di salah satu sekolah di Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, diduga mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari dapur Yayasan Adinda Karunia Ilahi, Selasa (23/9/2025).

Insiden tersebut memicu kekhawatiran masyarakat. Namun, pihak yayasan meminta publik tetap tenang dan menunggu hasil resmi uji laboratorium dari otoritas kesehatan.

“Kami memohon maaf atas kejadian ini. Peristiwa ini menjadi perhatian serius dan akan segera kami evaluasi menyeluruh terhadap seluruh perangkat dapur yang bertugas,” ujar Hefni Maulana, Pengelola Yayasan Adinda Karunia Ilahi.

Menurut Hefni, dari total 3.474 penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 24 sekolah, hanya 16 siswa di satu sekolah di Benua Kayong yang mengalami gejala serupa. Sementara sekolah lain yang juga menerima distribusi makanan dari yayasan tidak melaporkan kasus keracunan.

“Kalaupun benar keracunan, seharusnya semua siswa yang mengonsumsi makanan itu terdampak. Jadi kita belum bisa langsung memvonis. Karena itu, mari kita tunggu hasil investigasi resmi,” jelasnya.

Hefni memastikan penanganan cepat sudah dilakukan. Pihak sekolah segera berkoordinasi dengan tenaga medis sehingga kondisi siswa dapat ditangani dengan baik.

“Alhamdulillah, penanganan cepat dilakukan, sehingga kondisi siswa kini terkendali,” tambahnya.

Pihak yayasan juga meminta masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya maupun membesar-besarkan kasus ini.

Menurut Hefni, insiden tersebut bersifat terbatas, telah ditangani dengan cepat, dan tidak mencerminkan keseluruhan program MBG yang selama ini berjalan baik.

Selain dugaan keracunan, faktor lain seperti alergi makanan maupun kondisi kesehatan individu siswa juga masih mungkin menjadi penyebab.

Untuk memastikan hal itu, yayasan menyatakan siap bekerja sama penuh dengan Dinas Kesehatan dan instansi terkait guna meneliti sampel makanan serta mengevaluasi sistem distribusi.

“Kami sangat terbuka terhadap evaluasi dan siap memperbaiki sistem jika ditemukan kekurangan. Tujuan utama kami adalah memastikan keamanan dan kenyamanan seluruh penerima manfaat,” tegas Hefni.

Ia berharap insiden ini tidak menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG yang selama ini dirasakan manfaatnya oleh ribuan siswa.

“Selama ini ribuan siswa setiap hari mendapat layanan makan bergizi. Insiden ini tidak boleh menutup mata kita terhadap manfaat besar yang sudah dirasakan banyak pihak,” ujarnya.

Hefni menegaskan, pihaknya akan menjadikan kasus ini sebagai evaluasi berharga. “Keselamatan dan kesehatan siswa adalah prioritas utama kami,” pungkasnya. (*)

Leave a comment