Arifin Noor Aziz: Dari Ujung Pesisir ke Panggung Parlemen

2025-08-15 17:28:40
Arifin Noor Aziz/IST

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Di tepi laut Desa Sumber Agung, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya suara debur ombak bercampur aroma hutan bakau menjadi latar masa kecil, Arifin Noor Aziz. 

Arifin Noor Aziz lahir pada 12 Oktober 1986. Arifin tumbuh di lingkungan sederhana yang membentuk ketangguhan karakternya.

Masa remajanya dihabiskan di Kota Pontianak. Dari SD Negeri di Desa Sumber Agung, ia melanjutkan ke SMP Negeri 8 Pontianak, SMA Negeri 8 Pontianak, lalu kuliah di Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura. 

Meski sempat merasakan bekerja di perusahaan swasta, panggilan untuk kembali membangun tanah kelahiran selalu memanggilnya pulang.

Jadi Kepala Desa Termuda

Tahun 2013, pada usia 26 tahun, Arifin mengambil langkah yang bagi sebagian orang dianggap nekat. Ia maju dalam pemilihan kepala desa. 

Berbekal pendidikan hukum dan pengalaman organisasi, ia berhasil memenangi hati warga. Gelar pun disematkan, yakni Kepala Desa Termuda di Desa Sumber Agung.

“Memimpin di usia muda itu seperti mendayung di antara ombak besar. Tapi kalau punya arah yang jelas, kita akan sampai ke tujuan,” katanya Arifin.

Selama dua periode, Arifin memimpin desanya dengan fokus pada percepatan pembangunan. 

Ia membuka akses jalan, menggerakkan pemberdayaan nelayan, hingga mempromosikan potensi pesisir yang selama ini terabaikan.

Menuju Parlemen

Pengalaman memimpin desa membuatnya memahami satu hal, yaitu banyak persoalan tak bisa diselesaikan hanya di level desa. 

Menurut Arifin, diperlukan akses pada kebijakan dan anggaran yang lebih luas. Tahun kedua masa jabatan periode keduanya, Arifin memutuskan untuk mundur dari Kepala Desa. Sebab, keputusannya telah bulat untuk maju dalam Pemilihan Legislatif atau Pileg 2024. 

Targetnya jelas memperjuangkan wilayah pesisir, pertanian, dan sektor-sektor strategis lainnya dari kursi Komisi II DPRD Kubu Raya.

Kini, ia terlibat langsung dalam pembahasan pendapatan daerah, pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan, hingga industri. 

Bagi Arifin, setiap kebijakan harus berbasis data dan realitas lapangan. 

“Program harus tepat sasaran, bukan hanya bagus di atas kertas,” tegas legislator partai NasDem itu.

Politik Hijau

Di luar tugas resmi di DPRD, Arifin dikenal sebagai salah satu motor penggerak Kaukus Parlemen Hijau Daerah (KPHD). 

Jaringan ini menghimpun legislator dari berbagai daerah untuk mengarusutamakan isu lingkungan dalam perencanaan pembangunan nasional dan daerah.

Baginya, Kabupaten Kubu Raya bukan sekadar wilayah administratif. Namun, dengan lahan gambut yang luas dan pesisir mangrove yang masuk kawasan konservasi nasional, kabupaten ini adalah “paru-paru” sekaligus “lumbung karbon” yang potensinya belum sepenuhnya dimanfaatkan.

“Kita bisa mendorong ekonomi biru, perdagangan karbon, dan perlindungan gambut, tapi daerah harus menjadi subjek, bukan objek," ujar Arifin.

"Kalau regulasinya tepat, ini akan jadi sumber pendapatan baru yang berkelanjutan,” tambahnya.

Pesan untuk Generasi Muda

Meski kini duduk di parlemen, Arifin tak ingin generasi muda melihat politik sebagai satu-satunya jalan pengabdian. 

“Dimanapun kalian berada, tingkatkan kualitas diri, bangun jejaring, dan niatkan untuk memberi manfaat," pesannya.

Ia menambahkan, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Bagi Arifin Noor Aziz, politik bukan sekadar kekuasaan, melainkan perpanjangan tangan dari cita-cita masa kecil, yakni membangun dari pesisir, menjaga alam, dan memastikan setiap warga punya kesempatan yang sama untuk maju. (Greg)

Leave a comment