Tantangan dan Masa Depan Pendidikan Islam di Kalbar: Antara Modernisasi dan Tradisi

2025-02-06 20:59:21
Ilustrasi. (Net)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Pendidikan islam di Kalimantan Barat menghadapi dilema antara modernisasi dan tradisi.

Sebagai wilayah yang memiliki keberagaman etnis dan budaya, pendidikan islam di daerah ini tidak hanya berhadapan dengan perubahan zaman. 

Tetapi juga harus mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.

Modernisasi pendidikan islam di Kalimantan Barat terlihat dalam upaya integrasi teknologi dalam pembelajaran. 

Banyak madrasah dan pesantren mulai mengadopsi metode digital dengan penggunaan e-learning.

Aplikasi berbasis pendidikan, serta laboratorium berbasis sains dan teknologi. 

Sebagai contoh, beberapa madrasah aliyah negeri di kota-kota besar. Seperti Pontianak dan Singkawang sudah menerapkan sistem pembelajaran berbasis digital untuk mendukung efektivitas pendidikan. 

Namun, tantangan utama dalam penerapan teknologi ini adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah pedalaman yang masih minim akses internet dan listrik.

Di sisi lain, pesantren tradisional yang berbasis salafiyah masih mempertahankan pola pendidikan berbasis kitab kuning dan metode sorogan serta bandongan. 

Beberapa pesantren di wilayah seperti Mempawah, Sambas, dan Ketapang masih mengutamakan hafalan dan kajian teks klasik dalam pembelajaran mereka. 

Sistem ini terbukti mampu melahirkan ulama dan cendekiawan muslim yang memiliki pemahaman mendalam tentang ilmu agama. 

Namun, tantangan muncul ketika lulusan pesantren kesulitan beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja modern karena keterbatasan keterampilan non-agamis, seperti literasi digital dan bahasa asing.

Persoalan lain yang dihadapi adalah persepsi masyarakat terhadap pendidikan Islam itu sendiri.

Sebagian besar orang tua di Kalimantan Barat masih menganggap pendidikan umum lebih menjanjikan secara ekonomi dibanding pendidikan berbasis Islam. 

Oleh karena itu, madrasah dan pesantren harus terus berinovasi agar dapat bersaing dengan sekolah umum, baik dalam aspek kurikulum maupun fasilitas.

Di tengah tarik-menarik antara modernisasi dan tradisi, ada juga lembaga pendidikan Islam yang mencoba mencari titik temu dengan mengadopsi sistem pendidikan terpadu. 

Beberapa sekolah Islam terpadu di Pontianak dan Kubu Raya, misalnya, sudah mengkombinasikan kurikulum berbasis keislaman dengan sains dan teknologi. 

Model pendidikan semacam ini berpotensi menjadi solusi bagi tantangan pendidikan Islam di Kalimantan Barat, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi sekaligus membuka peluang bagi para santri dan siswa untuk lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

Selain tantangan akademik dan kurikulum, aspek sosial juga menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam di Kalimantan Barat. 

Tantangan dalam menjaga moderasi beragama menjadi isu penting, terutama dalam menghadapi dinamika sosial yang berkembang seiring meningkatnya interaksi dengan berbagai kelompok dan budaya. 

Pendidikan Islam harus mampu berperan dalam membangun generasi yang tidak hanya berpegang teguh pada ajaran Islam tetapi juga memiliki sikap inklusif dan toleran terhadap perbedaan.

Pada akhirnya, pendidikan Islam di Kalimantan Barat berada dalam proses transformasi yang menuntut keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian nilai-nilai Islam. 

Jika modernisasi dapat diadaptasi tanpa menghilangkan akar tradisi, maka pendidikan Islam di Kalimantan Barat akan tetap relevan dan berkontribusi dalam mencetak generasi yang tidak hanya religius tetapi juga memiliki wawasan global.***

Penulis: Fajar Sulaiman, Mahasiswa Pasca Sarjana IAI Al-Qolam Malang

Leave a comment