Akses Jalan Rusak, Harga Bahan Pokok di Desa Muun Landak Jadi Mahal

2025-07-26 20:40:59
Gambar salah satu titik jalan yang rusak di Desa Muun, Kecamatan Ngabang, Landak/IST

LANDAk, Insidepontianak.com - Akses jalan yang buruk di Desa Muun, Kecamatan Ngabang, Landak menyebabkan aktivitas warga terhambat. Akibatnya, harga kebutuhan pokok dasar pun jadi mahal. Seperti, harga gas Elpiji 3kg yang bisa mencapai Rp50.000 rupiah per tabung.

"Di sini biaya transportasi (biaya angkut barang) sangat mahal, karena masih pakai ojek," kata Kusnadi, Kepala Dusun Sengkeruh Tembawang, Sabtu (26/07/2025).

Kondisi jalan yang berlumpur secara langsung mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat Desa Muun, khususnya biaya distribusi barang ke Desa Muun tinggi.

"Jadi mahal semua," katanya.

Kondisi jalan yang rusak ini sudah berlangsung dari 2019 dan hingga kini masih belum ada perbaikan dari pemerintah.

"Ini kalau hujan berlumpur dan tergenang, jika kemarau seperti ini berdebu parah, sampai menghalangi pandangan ketika berkendara, dan tidak sehat jika sering dihirup," tutur Kusnadi.

Ia juga menjelaskan, kondisi paling parah bisa menyebabkan jalan menjadi tanah lumpur kuning hingga berlobang. Tak ayal tergenang oleh air dan hampir tidak bisa dilewati. 

Kusnadi menuturkan, kondisi jalan berlumpur terutama saat hujan menyebabkan akses semua terganggu, termasuk layanan kesehatan layak bagi masyarakat pun sulit.

"Kalau dulu kami pakai sistem tandu, jadi warga yang sakit itu ditandu dulu. Saya tahun kemarin beberapa kali bawa orang sakit, itu sulit," jelas Kusnadi.

Sementara itu, Jemi, warga Dusun Sengkeruh Tanjung, Desa Muun yang juga seorang ojek barang bahan pokok ke Desa Muun menjelaskan mengapa harga sembako menjadi mahal.

Katanya, tarif untuk satu kali angkut barang dipatok seharga Rp1.000 rupiah perkilo dan Rp5.000 rupiah untuk tabung elpiji 3kg jika kosong, dan Rp18.000 rupiah jika dalam keadaan terisi.

Ia pun menjelaskan, harga kebutuhan pokok dipatok menyesuaikan dengan kondisi jalan yang buruk, sehingga kendaraan jadi rawan rusak dan membutuhkan perawatan lebih.

"Itu yang menyababkan mahal, kendaraan yang seharusnya bagus, malah sering rusak karena jalannya rusak. Habis dibiaya perbaikan dan perawatan," jelas Jemi.

Ia dan banyak warga berharap, perbaikan segera dilakukan agar dapat memudahkan aktivitas dan tidak membebani ekonomi masyarakat.

"Untuk kebutuhan ekonomi kami sehari-hari sangat terhambat, barang yang semula murah jadi mahal karena jalan yang rusak," pungkasnya. (Wahyu).

Leave a comment