Reses di Mempawah, Dewan Kalbar Affandie: Petani Keluhkan Kerusakan Pintu Irigasi dan Pupuk Subsidi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Sejumlah petani di Kabupaten Mempawah mengeluhkan gagal panen karena hama.
Kondisi ini diperparah setelah banjir menerjang. Banjir ini menggenangi lahan pertanian warga karena disebabkan karena pintu air irigasi yang rusak.
Akibatnya, air tak dapat dikendalikan. Lahan warga habis terendam dan rusak. Alhasil, petani gagal panen.
"Masyarakat di Mempawah mengeluhkan gagal panen karena hama. Kondisi ini diperparah dengan banjir," kata Ketua Komisi II DPRD Kalbar, Affandie, Rabu (21/6/2023).
Menurut Affandie, penyebab banjir terjadi karena air tidak bisa dikendalikan. Pintu irigasi yang ada di Desa Sungai Nipah sudah lama jebol.
Pintu irigasi yang dibangun sejak tahun 1985-1990 itu sampai sekarang tak dilakukan perbaikan oleh Dinas PU. Padahal, keberadaan pintu irigasi sangat penting.
"Untuk itulah kita minta ini jadi perhatian. Kalau tak ada perhatian, tidak mungkin akan panen sesuai harapan," terangnya.
Selain itu, kata Affandie, aspirasi petani di berbagai daerah juga menyuarakan soal kelangkaan pupuk subsidi.
Sebab, hingga kini tak ada solusi yang diberikan pemerintah. Kelangkaan ini dipicu karena kuota pupuk subsidi terbatas hanya 30 persen dari kebutuhan.
Sementara untuk membeli pupuk non subsidi petani tidak mampu, karena harganya mahal. Per karung bisa Rp600 ribu.
Untuk itu, Affandie meminta Gubernur Kalbar mendorong kenaikan kuota pupuk dari 30 persen, menjadi 50 persen.
"Ini yang perlu kita perjuangkan. Kami juga sudah menyampaikan ini ke Kementerian pertanian agar kuota pupuk ditambah minimal 50 persen. Dia bilang mau bicara sama DPR RI," pungkasnya. (Andi)***
Leave a comment