Menakar Kunjungan Prabowo ke Timur Tengah, Apakah Indonesia Mampu Perkuat Kawasan Selatan?

2025-04-16 17:05:57
Presiden RI Prabowo Subianto saat lawatan ke Timur Tengah. (BPMI/Setpres)
 

JAKARTA, insidepontianak.com - Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke sejumlah negara di Timur Tengah, yakni Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania, dilakukan untuk membangun hubungan politik dan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional, khususnya di Global South.

Selain agenda politik dan ekonomi yang diusung, Prabowo pada kunjungan itu mendapat sambutan hangat di setiap negara yang disinggahi. Komitmennya membangun solidaritas global juga berpeluang besar menjadi pemimpin baru dunia, kata Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan.

Pernyataan tersebut dia sampaikan saat merangkum Focus Group Discussion (FGD) bertema “Mencermati Arah Politik dan Diplomasi Prabowo di Timur Tengah dan Turki” yang diselenggarakan di kantor GREAT Institute, Jakarta pada Senin (14/4).

Syahganda menilai pemerintah perlu membangun komunikasi politik yang lebih baik sehingga kebijakan luar negeri Indonesia tidak mendapatkan persepsi negatif.

Sejalan dengan yang disampaikan Syahganda, Direktur Geopolitik GREAT Institute Teguh Santosa menguraikan dilema setiap negara di arena internasional yang anarkis.

Menurut dia, hubungan dengan negara lain haruslah dibangun tanpa menciptakan ketergantungan atau the absence of dependency.

“Salah besar bila kita mengatakan bahwa antitesa dari ketergantungan pada satu negara hegemonik adalah dengan dengan bersandar pada negara hegemonik lain. Antitesa dari ketergantungan pada satu negara adalah meniadakan ketergantungan pada negara itu, dan pada negara lain," jelas Teguh.

 

Dengan demikian, dinamika yang terjadi di arena internasional saat ini, yang dipicu oleh perang tarif yang dilancarkan pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat dan direspons dengan sangat keras oleh pemerintahan Xi Jinping di China, harus dijadikan momentum untuk membangun kemitraan dengan negara-negara lain berdasarkan prinsip saling menghormati kedaulatan.

Teguh meyakini kunjungan Prabowo ke sejumlah negara dan komunikasinya dengan pemimpin-pemimpin dunia dilakukan dalam kerangka itu.

Sementara itu, Dr Zarmansyah, seorang ilmuwan yang hadir dalam diskusi itu, mengingatkan bahwa Indonesia memiliki investasi yang sangat besar pada proses perdamaian di banyak kawasan dunia. Sayangnya, investasi perdamaian itu seringkali ditinggalkan begitu saja.

“Saya berharap, Presiden Prabowo juga memberikan perhatian pada investasi perdamaian yang sudah kita lakukan di banyak negara. Kehadiran Indonesia dalam menjaga perdamaian di banyak negara dan kawasan harus di-follow up dengan kerja sama ekonomi sehingga Indonesia memiliki mitra alternatif yang lebih luas,” ujar Zarmansyah. (ant)

 

Leave a comment