Dukungan Budaya Ngopi Ria Norsan di Tengah Gempuran PHK Massal

PONTIANAK, insidepontianak.com – Dua bulan memimpin, Gubernur Kalbar, Ria Norsan dihadapkan dengan situasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan sejumlah perusahaan, berpotensi memicu peningkatan pengangguran terbuka.
Catatan Insidepontianak.com, di awal tahun 2025, beberapa perusahaan di Kalbar gulung tikar. PT Erna Djuliawati salah satunya. Perusahan industri kayu ini dilaporkan telah melakukan PHK terhadap 8 ribu karyawannya.
PHK dilakukan PT Erna secara bertahap. Di tahun 2024, 659 karyawan dirumahkan. Dan pada Maret 2025, PT Erna kembali melakukan PHK kepada 1.232 pekerja.
Di Kabupaten Sambas, perusahan perkebunan kelapa sawit PT Duta Palma juga melakukan PHK terhadap 2 ribu karyawannya.
Terbaru, rumah sakit ProMedika Pontianak telah mengumumkan sejak 1 April 2025 menutup operasional.
Rumah sakit ini pun telah mem-PHK 111 pekerjanya. Mereka yang telah di-PHK sampai sekarang belum menerima hak pesangon.
Di tengah hirup pikuk gelombang PHK massal, Gubernur Kalbar Ria Norsan justru mendukung budaya ngopi. Ini disampaikannya saat meresmikan gerai coffee shop Asiang di Jalan Ahmad Yani II.
Padahal, dampak budaya ngopi yang berlebihan memicu perilaku konsumtif. Terutama bagi anak-anak muda yang hobi nongkrong di koffee shop, namun belum bekerja.
Dalam artikel berjudul: Perilaku Konsumtif Pembawa Petaka di Era Modern, yang diterbitkan di laman djkn.kemenkeu.go.id, menyatakan, perilaku konsumtif menyebabkan pemborosan dan hedonisme yang sulit dikontrol.
Perilaku komsumtif juga mengurangi kesempatan menabung. Bahkan cenderung menjadikan seseorang tidak mampu menyiapkan kebutuhan mendatang.
Tunggu Data BPS
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalbar, Hermanus enggan berspekulasi terkait meningkatnya angka pengangguran di Kalbar pascabeberapa perusahaan gulung tikar dalam beberapa waktu belakangan.
"Kita masih menunggu data dari BPS yang memiliki otoritas mempublikasinya," kata Hermanus.
Berdasarkan data BPS, angka pengangguran di Kalbar tahun 2025 memang belum di-update. Jika mengacu pada tahun 2023 ke 2024, angka pengangguran memang mengalami penurunan.
Di tahun 2023 misalnya, angka pengangguran berkisar 5,05 persen. Sedang di 2024 menurun 4, 86 persen.
Namun demikian, Disnaker Kalbar tak merinci berapa total perusahan yang sudah tutup operasional sejak awal tahun.
Hermanus memastikan, pihaknya masih berupaya menekan angka pengangguran dengan berbagai langkah.
Di antaranya mengadakan jobfair dengan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan se-Kalimantan Barat, melalui penyediaan lapangan pekerjaan pada pelaksanaan Naker Fest Kalbar yang bakal digelar 21-23 Mei 2025.
Di samping itu, membetuk kembali UPT Pelatihan Vokasi di Entikong dalam rangka dam menjaring tenaga kerja yang terkena PHK.
Lalu berkoordinasi dengan LPK untuk menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri misalnya Jepang.
"Kita juga melaksanakan pemagangan dalam negeri bagi pencaker melalui dana APBN dan APBD dan memberikan informasi lowongan kerja lewat aplikasi Siap kerja," katanya.***
Tags :

Leave a comment