Pemkot Pontianak Petakan Sebaran Pengidap TBC, Wali Kota Edi: Kita Butuh Data Valid

PONTIANAK, insidepontianak.com - Pemerintah Kota Pontianak melalui dinasnya melakukan skrining dengan tujuan mencari data yang valid terkait masyarakat yang mengidap Tuberculosis (TBC).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut, skrining Tuberculosis (TBC) sekaligus melakukan pemetaan masyarakat yang berpotensi terjangkit kasus Tuberculosis. Kali ini, pemkot memilih masyarakat di Kecamatan Pontianak Barat.
"Tuberculosis adalah salah satu penyakit yang jadi penanganannya menjadi salah satu prioritas pemerintah, lewat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka," jelasnya pasca memimpin Apel persiapan skrining di Koramil Pontianak Barat, Jumat (13/6/2025).
Wali Kota Edi menambahkan, Pemkot Pontianak juga menjadikan penanganan penyakit Tuberculosis sebagai salah satu prioritas lewat program Quick Win yang diusung pihaknya.
Kata dia, kasus Tuberculosis memiliki tingkat keterjangkitan yang sangat tinggi, sehingga perlu penanganan cepat dan tepat dalam mencegah serta mengobati penyakit pernafasan ini.
"Tuberculosis harus kita tangani, baik penderita aktif maupun sekitarnya seperti keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap ketertularan dan penyembuhan total pasien," paparnya.
Wali Kota juga menekankan bahwa dalam skrining kali ini, kondisi tempat tinggal hingga lingkungannya akan menjadi perhatian.
Ia meminta para petugas dapat mengecek kondisi rumah warga termasuk sirkulasi udara, pencahayaan, hingga kelembaban.
"Kondisi rumahnya juga didata. Jika ada hal yang perlu ditangani, akan dibantu lewat Dinas PUPR dengan program Bedah Rumah," tegas Wali Kota Edi.
Kepala Dinkes Kota Pontianak Saptiko menyebut, program skrining ini juga bertujuan untuk menjaring masyarakat yang mengidap Tuberculosis sehingga bisa segera ditangani hingga sembuh.
Karena dengan meminum obat selama 2 minggu, penderita tidak akan bisa menularkan penyakitnya ke orang lain.
"Dengan meminum obat, penderita tidak menyebarkan penyakitnya. Namun, tetap harus minum obat agar penyakitnya bisa sembuh total," tuturnya.
Dari segi pemantauan, Saptiko mengatakan terdapat tiga pihak yang terlibat untuk memantau progres penyembuhan penderita Tuberculosis. Pertama adalah keluarga penderita, kedua adalah Kader Tuberculosis, dan ketiga yaitu petugas Puskesmas.
"Per tahun 2025 ini ada 1.118 orang yang positif dan sudah dipantau untuk proses pengobatan. Di kecamatan lain akan kita lakukan juga ke depannya," jelasnya.
Saptiko memastikan, penangan kasus Tuberculosis ini sepenuhnya ditanggung pemerintah lewat BPJS Kesehatan. Sehingga masyarakat diminta turut aktif berpartisipasi menekan angka keterjangkitan Tuberculosis tanpa harus khawatir terkait pembiayaan penanganan.
"Pemeriksaan hingga pengobatan sepenuhnya gratis hingga sembuh. Tingkat kesembuhan Tuberculosis ini hingga 95persen jika minum obatnya tertatur," tutupnya. *
Tags :

Leave a comment