Kegiatan PETI di Hulu Kecamatan Empanang Marak Lagi, Peringatan Aparat Diabaikan

2025-07-04 03:57:46
Air Sungai Empanang keruh pekat, dikeluhkan warga akibat aktivitas tambang emas ilegal atau PETI. (Insidepontianak.com/Istimewa).

KAPUAS HULU, insidepontianak.com – Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah hulu, Kecamatan Empanang, Kabupaten Kapuas Hulu, beroperasi lagi. Mengabaikan peringatan aparat.

Padahal, pada September 2024, penertiban besar-besaran disertai pembakaran peralatan tambang telah digencarkan. Namun nyatanya, tindakan itu tak sedikit pun membuat jera para pelaku.

Dampak langsung dari kegiatan ilegal ini sudah sangat dirasakan warga. Sungai Empanang dan Sungai Kantuk, tercemar. Air yang dialirkan kini keruh pekat. Tak layak lagi digunakan untuk mandi maupun mencuci.

“Kami kena dampaknya. Air sungai keruh. Padahal, sekitar 90 persen masyarakat mandi di sungai,” keluh Teodorus Bony, Kepala Desa Nanga Kantuk, saat dihubungi Insidepontianak.com, pada Kamis (3/7/2025).

Bony menduga, kegiatan PETI ini sudah berlangsung lama. Karena kondisi air keruh yang terus terjadi sejak awal tahun hingga saat ini.

Para pekerja tambang ilegal ini disebut-sebut berasal dari daerah Lintas Selatan. Mereka telah berulang kali diperingatkan agar menghentikan kegiatan merusak lingkungan.

"Waktu itu, kami (pemerintah desa) kasih waktu satu minggu para pekerja untuk menarik alat tambang dari lokasi, akan tetapi tidak dihiraukan," ujar Bony dengan nada kesal.

Camat Empanang, Herman Goe, mengakui tim gabungan sudah lebih dari tiga kali mendatangi lokasi PETI.

Spanduk peringatan telah dipasang. Alat tambang serta mesin yang ditemukan juga sudah dimusnahkan.

Namun, masalah ini terus berulang, dengan aktivitas PETI yang selalu muncul kembali dua hingga tiga bulan setelah penertiban.

Goe menduga adanya penggunaan alat berat di Desa Laja Sandang dengan dalih pengerukan batu atau pasir, yang kemungkinan besar terkait dengan aktivitas PETI.

Untuk mengatasi persoalan yang tak kunjung usai ini, Goe berencana memanggil para pekerja untuk membuat surat kesepakatan berhenti menambang dalam waktu dekat.

Sementara itu, respons dari sejumlah kepala desa di wilayah terdampak masih menjadi tanda tanya.

Kepala Desa Laja Sandang belum memberikan jawaban saat dihubungi. Di sisi lain, Kepala Desa Kumang Jaya mengaku belum mengetahui adanya aktivitas PETI di desanya.

"Kalau masalah PETI untuk sekarang memang kurang tahu saya, karena tidak ada yang kasih info ke saya," ungkapnya.

Namun, ia mengakui keberadaan alat berat di desanya yang diklaim difungsikan untuk mengeruk batu timbunan jalan.

"Setahu saya itu, lebih dari itu saya tidak tahu," ucapnya.***

Leave a comment