23 Tahun Menunggu Rumah Melayu Sambas, Endingnya Bikin Warga Bangga!

Penantian 23 tahun masyarakat Kabupaten Sambas sejak pemekaran 15 Juli 1999 akan kehadiran Rumah Melayu akhirnya tuntas diwujudkan Satono. Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 1.020 hektar itu diharapkan bisa menjadi wadah berhimpun dan musyawarah. Menggali khazanah budaya, mendongkrak ekonomi daerah melalui wisata budaya.
Seorang warga Sambas, Muslimin senang dan bangga dengan berdirinya Rumah Melayu yang megah. Tampak depan, bangunan dengan cat dasar kuning dan coklat itu sangat mencolok. Begitu tiba di drop off, ia langsung menyentuh enam pilar utama. Begitu naik ke tangga, dilihatnya aula yang sangat luas. Aula itu ditopang 14 pilar utama. Samping kiri dan kanan ada serambi. Mudah bagi pengunjung keluar masuk. Berjalan lurus dia ke belakang ada panggung. Di situlah orang-orang bisa tampil, mulai dari tarian-tarian hingga pidato-pidato pejabat publik. “Perpaduan warna kuning dan coklat khas sekali, kalem tapi tegas seperti orang Melayu. Saya senang dan bangga sekali setelah keliling melihat segala fasilitas yang ada. Terimakasih Bupati Sambas, 23 tahun kami menunggu ini,” katanya. Realisasi Janji Kampanye Hari itu Senin 14 Juni 2020, Satono baru saja dilantik jadi Bupati Sambas. Berbagai macam selentingan di warung kopi mulai terdengar, salah satunya tentang janji kampanye membangun Rumah Melayu. Tak sedikit yang ragu-ragu janji kampanye itu bisa terealisasi. Sebab masa jabatan Satono yang singkat cuma tiga setengah tahun saja karena Pilkada Serentak 2024. Kamis 19 Mei 2023, Satono dan Gubernur Kalbar, Sutarmidji meresmikan Rumah Budaya Melayu Sambas Berkemajuan. Artinya, kurang dari tiga tahun janji kampanye itu terwujud. Menjawab mimpi seluruh masyarakat Melayu Sambas. “Alhamdulilah penantian panjang kita selama ini yang ingin memiliki Rumah Melayu akhirnya terwujud. Bangunan ini dibangun di atas tanah seluas 1020 hektar, dan memiliki beragam fasilitas,” kata Satono. Ia bilang Rumah Melayu itu punya beragam fasilitas penunjang. Dikelola oleh MABM dan boleh digunakan siapapun, seperti ormas-ormas yang selama ini besinergi dalam percepatan pembangunan daerah. [caption id="attachment_24963" align="alignnone" width="1066"]
Tags :

Berita Populer
5
Leave a comment