23 Tahun Menunggu Rumah Melayu Sambas, Endingnya Bikin Warga Bangga!

2024-09-20 12:54:07
Ilustrasi

Penantian 23 tahun masyarakat Kabupaten Sambas sejak pemekaran 15 Juli 1999 akan kehadiran Rumah Melayu akhirnya tuntas diwujudkan Satono. Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 1.020 hektar itu diharapkan bisa menjadi wadah berhimpun dan musyawarah. Menggali khazanah budaya, mendongkrak ekonomi daerah melalui wisata budaya.

Seorang warga Sambas, Muslimin senang dan bangga dengan berdirinya Rumah Melayu yang megah. Tampak depan, bangunan dengan cat dasar kuning dan coklat itu sangat mencolok. Begitu tiba di drop off, ia langsung menyentuh enam pilar utama. Begitu naik ke tangga, dilihatnya aula yang sangat luas. Aula itu ditopang 14 pilar utama. Samping kiri dan kanan ada serambi. Mudah bagi pengunjung keluar masuk. Berjalan lurus dia ke belakang ada panggung. Di situlah orang-orang bisa tampil, mulai dari tarian-tarian hingga pidato-pidato pejabat publik. “Perpaduan warna kuning dan coklat khas sekali, kalem tapi tegas seperti orang Melayu. Saya senang dan bangga sekali setelah keliling melihat segala fasilitas yang ada. Terimakasih Bupati Sambas, 23 tahun kami menunggu ini,” katanya. Realisasi Janji Kampanye Hari itu Senin 14 Juni 2020, Satono baru saja dilantik jadi Bupati Sambas. Berbagai macam selentingan di warung kopi mulai terdengar, salah satunya tentang janji kampanye membangun Rumah Melayu. Tak sedikit yang ragu-ragu janji kampanye itu bisa terealisasi. Sebab masa jabatan Satono yang singkat cuma tiga setengah tahun saja karena Pilkada Serentak 2024. Kamis 19 Mei 2023, Satono dan Gubernur Kalbar, Sutarmidji meresmikan Rumah Budaya Melayu Sambas Berkemajuan. Artinya, kurang dari tiga tahun janji kampanye itu terwujud. Menjawab mimpi seluruh masyarakat Melayu Sambas. “Alhamdulilah penantian panjang kita selama ini yang ingin memiliki Rumah Melayu akhirnya terwujud. Bangunan ini dibangun di atas tanah seluas 1020 hektar, dan memiliki beragam fasilitas,” kata Satono. Ia bilang Rumah Melayu itu punya beragam fasilitas penunjang. Dikelola oleh MABM dan boleh digunakan siapapun, seperti ormas-ormas yang selama ini besinergi dalam percepatan pembangunan daerah. [caption id="attachment_24963" align="alignnone" width="1066"]Infografis Rumah Budaya Melayu Sambas Berkemajuan./Grafis Adit/Yak/Inside Pontianak. Infografis Rumah Budaya Melayu Sambas Berkemajuan./Grafis Adit/Yak/Inside Pontianak.[/caption] Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas, Misni Safari berjanji akan gunakan Rumah Melayu dengan maksimal untuk pengembangan seni dan budaya Melayu Sambas. Seperti keinginan Bupati Satono. “Rumah Melayu ini akan jadi motivasi dan inspirasi bagi MABM untuk menggali khazanah budaya yang belum tergali maksmial,” katanya. Misni bilang, Rumah Melayu itu adalah aset pemerintah yang dikelola oleh MABM. Siapapun boleh memanfaatkannya. Misalnya seperti acara pernikahan, seminar, simposium dan sebagainya. Tokoh Melayu Sambas, Subhan Nur mengatakan dibangunnya Rumah Melayu Sambas Berkemajuan tak lepas dari peran cekatan Satono. Mantan Ketua MAMB Kabupaten Sambas 2015-2020 itu bangga pemerintahan Sambas Berkemajuan. “Saya apresiasi kepada Satono yang mampu mewujudkan pembangunan Rumah Melayu. Begitu juga dengan pengurus MABM yang sekarang, saya akui waktu menjabat Ketua MABM belum berhasil mewujudkannya,” katanya. Subhan Nur bilang, MABM sekarang penuh regenerasi muda, dipimpin orang-orang cerdas. Di masa inilah kata dia, apa yang diinginkan MABM dan seluruh masyarakat Melayu Sambas selama bertahun-tahun lamanya akhirnya jadi nyata, Punya Rumah Melayu. “Inilah Rumah Melayu Sambas Berkemajuan yang kita cita-citakan dan dambakan bersama selama ini,” kata Subhan Nur. Subhan Nur ingin Rumah Melayu dijadikan pusat kegiatan pengembangan budaya, nanti orang-orang Melayu yang ingin menggelar kegiatan tidak perlu mencari tempat lain lagi, karena fasilitasnya sudah lengkap. Kata sanjungan dirasa tak cukup untuk menggambarkan rasa bahagia warga Sambas dengan hadirnya Rumah Melayu. Tak sekedar simbol bangunan, Rumah Melayu adalah uraian mimpi dan cita-cita besar para pendahulu. Rumah Melayu hadir tak sekedar merefleksikan berbagai kegiatan dan capaian seorang Satono, tapi bukti nyata bahwa dia mampu menjawab tantangan dan mimpi berkemajuan warga Kabupaten Sambas. (Yak)

Leave a comment