1.356 Orang di Sambas Berjuang Lawan TBC, Dinkes Maksimalkan Penanganan

2025-01-20 17:27:02
Dinkes Sambas rapat terkait sosialisasi Perbup penanggulangan TBC di Kabupaten Sambas dan penyusunan Rencana Aksi Daerah ( RAD), Senin (20/1/2025). (Istimewa).

SAMBAS, insidepontianak.com - Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan kesehatan yang serius di Kabupaten Sambas. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, pada tahun 2024 terdapat 1.356 kasus TBC yang berhasil ditemukan dan diobati. 

Meski demikian, angka kematian akibat penyakit ini mencapai 35 jiwa, dan keberhasilan pengobatan atau Treatment Success Rate (TSR) pada 2023 baru mencapai 86,99%. Masih di bawah target nasional sebesar 90%.  

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Ganjar Eko Prabowo, menyebutkan bahwa salah satu hambatan utama dalam pengendalian TBC adalah rendahnya deteksi kasus di fasilitas layanan kesehatan dasar seperti puskesmas dan rumah sakit. 

“Kurangnya investigasi kontak pasien dan belum optimalnya terapi pencegahan bagi keluarga pasien menjadi tantangan besar dalam mencapai eliminasi TBC,” katanya, Senin (20/1/2025). 

Ganjar menambahkan, untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas telah mengambil berbagai langkah strategis. 

Salah satunya adalah pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB), yang bertugas mengoordinasikan program pengendalian TBC di tingkat kabupaten. 

"Selain itu, pemerintah daerah juga telah menerbitkan Peraturan Bupati sebagai landasan hukum untuk memperkuat kebijakan dan aksi nyata dalam penanganan TBC, " jelasnya. 

Lanjut dia Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC yang telah disusun menjadi panduan utama dalam upaya mencapai eliminasi TBC pada 2030. 

Program ini mencakup peningkatan layanan kesehatan yang ramah pasien, promosi kesehatan yang masif, serta deteksi dini kasus TBC melalui investigasi kontak yang lebih intensif.  

"Di tahun 2025, Kabupaten Sambas juga menjalin kerja sama dengan Yayasan Bina Asri Pontianak melalui SSR PKBI Sambas untuk memperluas jangkauan layanan dan dukungan terhadap pasien TBC," katanya. 

Ia berharap kolaborasi ini dapat membantu menekan angka insiden TBC di wilayah tersebut.  

“Penyakit ini tidak bisa diatasi hanya oleh pemerintah. Dukungan masyarakat untuk mengenali gejala, seperti batuk berkepanjangan, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan sangatlah penting. Deteksi dini dan pengobatan tepat waktu menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan,” harapnya. 

"Dengan kerja keras lintas sektor dan kesadaran masyarakat yang meningkat, Kabupaten Sambas optimis dapat menjadi daerah yang berkontribusi besar dalam pencapaian target eliminasi TBC nasional pada 2030," pungkasnya.***

Leave a comment