Bantuan PIP di SDN 14 Pelanjau Tak Kunjung Cair, Wali Siswa Kecewa

SAMBAS, insidepontianak.com – Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk siswa dari kalangan keluarga kurang mampu di Kabupaten Sambas, menuai banyak masalah.
Belum selesai isu pemotongan diungkap aparat penegak hukum, kini datang lagi keluhan dari wali siswa di SDN 14 Pelanjau, Desa Bukit Segoler, Kecamatan Tebas. Sebab, dana bantuan PIP tak kunjung cair.
Rasa kecewa disampaikan oleh Yordanius. Pasalnya, dua anaknya, Yolenta Dea dan Nikolaus Aldi, sebagai penerima program, hanya sekali merasakan pencairan. Itu pun sudah lama.
Yolenta Dea saat ini duduk di kelas 6. Sedangkan Nikolaus Aldi kelas 5. Keduanya sekolah di SDN 14 Pelanjau.
"Anak saya, Yolenta Dea hanya sekali nerima dana PIP saat pertengahan kelas 2. Anak saya yang kedua juga satu kali, saat kelas 1, tahun 2022 sebesar Rp450.000," katanya.
Menurut Yordanius, sejak itu, tak pernah ada lagi pencairan program PIP. Padahal, sampai sekarang kedua anaknya jelas-jelas masih tercatat sebagai penerima program.
Ia mengaku sudah mengonfirmasi kepala sekolah, dan menanyakan soal pencairan tersebut. Namun, tidak ada penjelasan yang tegas.
“Sekarang, kepala sekolah yang itu sudah pindah sejak 2024,” katanya.
Yordanius pun menyebutkan, buku tabungan dan dokumen lain milik kedua anaknya, disimpan pihak sekolah. Sementara kepastian pencairan dana PIP tak ada kabar.
"Saya kan penerima PKH. Mestinya otomatis, anak saya terima PIP. Kemarin saya ketemu orang yang mendampingi saya untuk mengecek pencairan PIP, katanya sudah empat tahap. Tapi saya cek di ATM, kosong," katanya.
Yohanes kecewa. Sebab, bantuan PIP sangat berarti bagi kedua anaknya. Setidaknya, bisa mengurangi beban untuk beli sepatu, tas dan keperluan sekolah lainnya.
Yohanes tergolong keluarga kurang mampu. Warga Dusun Pelanjau ini bekerja serabutan. Rumahnya bangunan kayu. Kecil. Tak ada WC-nya.
Dengan keterbasan ekonomi, bantuan pemerintah sangat diharapkannya. Termasuk bantuan sekolah agar kedua anaknya bisa melanjutkan pendidikan.
Menurut Yordanius, keluhan masalah pencairan PIP sejatinya dialami juga banyak orang tua siswa. Ia sendiri akan terus menanyakan masalah ini ke pihak sekolah sampai ada titik terang kejelasannya.
"Besok kami dipanggil ke sekolah untuk mendengar klarifikasi dari pihak sekolah," ujarnya.
Protes ketidakjelasan pencairan dana PIP juga datang dari Sofia. Ia juga punya dua anak yang terdaftar sebagai penerima program tersebut. Satu anaknya sekolah SDN Pelanjau. Sementara yang satunya lagi sudah SMA.
"Anak kedua saya yang kelas 5, terima bantuan PIP tahun 2021, ketika masih duduk di kelas 1 SD. Namun, sejak 2021, hanya ada dua kali pencairan, dan pencairan dilakukan secara langsung di sekolah, bukan melalui transfer ke rekening," ucapnya.
Sofia berharap keluhan-keluhan ini didengar pemerintah. Sebab, dana PIP sangat berarti bagi orang-orang yang membutuhkan.
"Terlebih lagi anak saya disabilitas," katanya.
Hal yang sama pun disuarakan Marsela. Anaknya juga sekolah di SDN Pelanjau dan terdafrar sebagai penerima PIP. Tapi pencairan baru dirasakan dua kali.
"Katanya di sekolah lain sudah pada cair, sedangkan di sekolah anak kami, dana PIP belum cair sama sekali. Buku rekening PIP anak-anak juga ditahan pihak sekolah," katanya.
Marsela mengaku sudah temui pihak sekolah untuk menanyakan kejelasan pencairan tersebut. Namun ia justru balik dimarah.
“Alasannya, mereka berdalih tidak tahu soal pencairan PIP,” kata Marsela.
Ia juga mengaku sudah meminta buku rekening bank sang anak yang ditahan sekolah. Tapi yang diberikan hanya fotokopinya. Itupun diminta dikembalikan lagi, dengan alasan takut hilang.
"Fotokopi tersebut juga akhirnya diambil lagi oleh pihak sekolah," tuturnya.
Marsela berharap masalah ini segera terselesaikan, sehingga anak-anak mereka bisa mendapatkan haknya sebagai penerima program PIP, tanpa harus menghadapi kendala yang tak semestinya.
Hingga berita ini diunggah, Insidepontianak.com masih berupaya mengonfirmasi pihak SDN 14 Pelanjau.***
Tags :

Leave a comment