Tim Ronald Sinaga Siap Dampingi Wali Siswa di Pelanjau Perjuangkan PIP

SAMBAS, insidepontianak.com - Tim Ronald Sinaga siap mendampingi wali siswa di Dusun Pelanjau, Desa Segoler, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, untuk mendapatkan hak Program Indonesia Pintar (PIP) bagi anak-anak mereka.
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah, memfasilitasi mediasi antara wali siswa dengan pihak sekolah.
"Hari ini, kita mediasi, ada tim kita juga yang akan mendampingi ke sekolah," katanya.
Ia pun menegaskan, pencairan dana PIP harus transparans. Buku rekening siswa tidak boleh ditahan pihak sekolah.
“Itu sudah ada aturannya di Kementerian Pendidikan. Pihak sekolah tidak boleh menarik ataupun menahan ATM atau buku rekening milik siswa,” tegas Basuki.
Karenanya, langkah mediasi menjadi wadah untuk berdiskusi menyelesai sengkarut pencairan dana PIP yang menjadi keluhan orang tua murid.
“Kita berharap, pihak sekolah bisa menyelesaikan masalah ini. Agar haka nak-anak yang seharusnya menerima PIP bisa diberikan tanpa gangguan apapun,” ujarnya.
Ke depan, pengawasan penyaluran PIP juga diinginkan diperketat. Agar tidak ada lagi praktik-pratik menyimpangan yang merugikan siswa.
“Kita ingin masalah ini selesai dengan baik, tetapi ke depannya kita juga ingin memastikan bahwa hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi,” ucapnya.
Sebelumnya, Yordanius, wali siswa menyampaikan keluhannya soal ketidakpastian pencairan PIP yang mestinya diterima dua anaknya, Yolenta Dea dan Nikolaus Aldi, setiap tahun.
Adapun kedua anaknya itu sekolah di SDN 17 Pelanjau. Satu duduk di kelas 5, sedangkan yang satunya duduk kelas 6.
"Anak saya, Yolenta Dea hanya sekali nerima dana PIP saat pertengahan kelas 2. Anak saya yang kedua juga satu kali, saat kelas 1, tahun 2022 sebesar Rp450.000," katanya.
Menurut Yordanius, sejak itu, tak pernah ada lagi pencairan program PIP. Padahal, sampai sekarang kedua anaknya jelas-jelas masih tercatat sebagai penerima program.
Yordanius pun menyebutkan, buku tabungan dan dokumen lain milik kedua anaknya, disimpan pihak sekolah. Sementara kepastian pencairan dana PIP tak ada kabar.
"Saya kan penerima PKH. Mestinya otomatis, anak saya terima PIP. Kemarin saya ketemu orang yang mendampingi saya untuk mengecek pencairan PIP, katanya sudah empat tahap. Tapi saya cek di ATM, kosong," katanya.
Yohanes kecewa. Sebab, bantuan PIP sangat berarti bagi kedua anaknya. Setidaknya, bisa mengurangi beban untuk beli sepatu, tas dan keperluan sekolah lainnya.
Yohanes tergolong keluarga kurang mampu. Warga Dusun Pelanjau ini bekerja serabutan. Rumahnya bangunan kayu semi permanen. Kecil. Tak ada WC-nya.
Dengan keterbasan ekonomi, bantuan pemerintah sangat diharapkannya. Termasuk bantuan sekolah agar kedua anaknya bisa melanjutkan pendidikan.
Menurut Yordanius, keluhan masalah pencairan PIP sejatinya dialami juga banyak orang tua siswa. Ia sendiri akan terus menanyakan masalah ini ke pihak sekolah sampai ada titik terang kejelasannya.***
Tags :

Leave a comment