Pesta Ngabayant di Dusun Sawah, Warisan Budaya yang Terus Hidup Turun-temurun

SAMBAS, insidepontianak.com – Pesta Ngabayant atau Gawai Naik Dango, di Dusun Sawah, Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, berlangsung meriah, Rabu (28/5/2029). Tradisi tahunan ini merupakan warisan budaya yang terus hidup dan mengakar.
Di pesta Ngabayant, warga kampung saling berkunjung. Ada sajian khas yang disediakan oleh keluarga-keluarga yang sedang bergawai. Makanan bontongk wajib ada.
Bontangk adalah beras baru yang dimasak di dalam daun. Setelah semua berkumpul, hidangan disantap bersama. Tawa dan canda memecah bahagia. Hangat dan penuh cinta. Seperti itulah suasana jika pesta Ngabayant tiba.
Mayarakat adat Dusun Sawah, Mujianto mengatakan, tradisi ini dilaksanakan secara turun-temurun setiap bulan Mei, saat musim panen tiba.
Makna pesta Ngabayant di bulan kelima yang digelar setiap tahun, sebagai bentuk syukur kepada semesta atas hasil panen padi yang diperoleh masyarakat adat.
“Setiap rumah yang bergawai wajib menyuguhkan bontongk. Itu bentuk syukur atas panen, dan tanda bahwa kita menerima tamu dengan tulus,” kata Mujianto.
Sebelum puncak acara Ngabayant, terlebih dahulu dilaksanakan ritual Sansam: tradisi adat yang membuka pesta digelar sebulan sebelumnya.
Pesta Ngabayant juga diawali dengan sembayang syukur. Sesajian dipersembahkan di atas alpar atau altar adat. Isinya: tiga ekor ayam, cucur (kue tradisional), bontongk, lemang, padi baru dalam bakul, beras dalam cangkir, minyak dalam cangkir, daun sirih, dan pinang.
Semua unsur ini menggambarkan harapan akan kemakmuran, kesehatan, dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pesta Ngabayant di Dusun Sawah tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga.
"Tradisi ini terus hidup dan diwariskan sebagai identitas kebudayaan yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat adat Sambas," pungkasnya.***
Leave a comment