Sosialisasi Keselamatan Pelayaran, Ketua HNSI Ungkap Masalah Nelayan Pemangkat

2025-07-03 17:07:35
Nelayan di Kecamatan Pemangkat mendapatkan hantuan pelampung dari KPLP KN. Saroyama - P. 112, Kamis (3/7/2025). (insidepontianak.com/Antonia Sentia)

SAMBAS, insidepontianak.com – Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Suhendri, menyoroti pentingnya perhatian pemerintah terhadap keselamatan dan kesejahteraan nelayan, khususnya di wilayah Pemangkat-Sintete. 

Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pelayaran oleh Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) KN Satotama – P.112 dari Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Uban, yang berlangsung di Pelabuhan Sintete, Kamis (3/7/2025).

Suhendri mengatakan bahwa wilayah Pemangkat-Sintete kerap mengalami kecelakaan laut akibat kondisi kapal nelayan yang kecil dan kurang memadai. Tak jarang, kata dia, kapal karam hingga menyebabkan korban jiwa.

“Nelayan kita di Pemangkat ini sering mengalami kecelakaan, karena kapalnya kecil-kecil, sering karam, kena ombak, bahkan kadang pecah. Banyak nelayan yang meninggal di laut dan jenazahnya tidak ditemukan,” katanya.

Ia juga turut mengapresiasi adanya bantuan pelampung dari pihak KPLP, yang menurutnya sangat penting dalam upaya menekan angka kecelakaan di laut.

“Dengan adanya bantuan pelampung ini, mudah-mudahan kecelakaan laut bisa diminimalisir. Nelayan pasti merasa terbantu,” ujarnya.

Suhendri juga menekankan bahwa sebagian besar nelayan di wilayahnya berasal dari kalangan ekonomi rendah, sehingga mereka kesulitan dalam membeli perlengkapan keselamatan dan alat tangkap.

“Saya sebagai Ketua Nelayan berharap pemerintah selalu memperhatikan nelayan. Untuk beli perlengkapan saja sering tidak mampu. Bantuan seperti ini sangat berarti bagi kami,” katanya.

Tak hanya soal alat keselamatan, Suhendri juga menyuarakan keluhan nelayan terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah dirasakan selama satu dekade terakhir.

“Saat ini nelayan sangat kesulitan BBM. Kadang mau melaut pun tidak cukup BBM-nya. Sudah 10 tahun kami hadapi ini. Kami sangat berharap bantuan dari pemerintah, baik BBM maupun alat tangkap,” tuturnya.

Meski begitu, ia mengapresiasi bantuan mesin kapal yang sebelumnya telah diberikan oleh Pemerintah Daerah.

“Alhamdulillah mesin nelayan sudah tidak bermasalah lagi sejak dibantu Pak Bupati,” tambahnya.

Ia juga berharap penanganan kecelakaan laut ke depan bisa lebih cepat dan tanggap, mengingat banyak korban tidak dtemukan.

“Kalau ada kecelakaan di laut, kita ingin bantuan dari pihak terkait bisa cepat datang. Karena ada kasus-kasus di mana korban tidak ditemukan sampai sekarang. Ini harus jadi perhatian serius,” pungkasnya. (*)

Leave a comment