Pendaki Sambas Ceritakan Pengalaman Taklukan Gunung Rumput, Puncak Tertinggi Sajingan Besar

2025-08-21 17:55:28
Ricky saat berada di Gunung Rumput Perbatasan Kecamatan Sajingan Besar/ist

SAMBAS, insidepontianak.com – Petualangan mendaki Gunung Rumput di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, menyimpan kisah seru yang dialami Ricky bersama tim pendakiannya. 

Perjalanan yang berlangsung selama tiga hari dua malam itu meninggalkan pengalaman tak terlupakan, penuh tantangan sekaligus kebersamaan.

Ricky menuturkan, tim yang berjumlah 15 orang dari berbagai daerah mulai Papua, Sintang, Pontianak, Mempawah, Bengkayang hingga Singkawang berkumpul pada 14 Agustus 2025 di Desa Dalam Kaum, Kota Sambas. 

Dari sana, mereka berangkat menuju Desa Sanatab, dan bermalam di rumah Bang Adi, seorang guide lokal Gunung Rumput.

“Keesokan paginya, kami mulai pendakian dari parkiran PDAM Riam Pancarek. Jalur awalnya masih landai, tapi setelah Pos 1 langsung masuk ke hutan rimba dengan track yang sangat curam,” ujar Ricky, Kamis (21/8/2025). 

Perjalanan menuju patok C55, tanda batas negara RI–Malaysia di ketinggian sekitar 1.300 mdpl, memakan waktu berjam-jam. Di titik itu, tim memutuskan bermalam karena kondisi tidak memungkinkan melanjutkan ke puncak.

Tanggal 16 Agustus, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Puncak Rumput (1.458 mdpl). Meski vegetasi rapat membuat pemandangan terbatas, suasana di sana sangat sejuk. Setelah makan dan beristirahat, pendakian diteruskan ke Puncak Kanyi (1.590 mdpl), titik tertinggi Gunung Rumput.

“Di Puncak Kanyi hanya ada tugu batas negara. Sebenarnya kami ingin upacara 17 Agustus, tapi karena hujan deras dan waktu terbatas, terpaksa batal,” jelasnya.

Hujan dan kabut mewarnai perjalanan pulang ke Puncak Rumput. Malam harinya, mereka bertemu dengan pendaki dari Malaysia, Pontianak, dan seorang guide lokal. Suasana hangat terjalin di tengah dinginnya malam, lengkap dengan obrolan dan minuman hangat.

Pada 17 Agustus, tim Ricky turun kembali ke kampung, sementara pendaki dari Malaysia melanjutkan perjalanan ke puncak-puncak lain di kawasan Gunung Rumput.

Ricky menekankan, pendakian Gunung Rumput bukan hanya soal fisik, tetapi juga tentang menghormati alam.

 “Hutan di sini sangat terjaga, vegetasinya rapat, jalur sulit dibaca. Kita harus selalu dekat dengan guide dan menjaga adab. Kami bahkan beruntung bisa melihat burung enggang di perjalanan,” katanya.

Persiapan matang menjadi kunci perjalanan aman. Mulai dari logistik, P3K, HT/walkie-talkie, tenda, sepatu gunung, jas hujan, jaket tebal hingga alat masak tak lupa mereka bawa. 

“Alhamdulillah, tidak ada gangguan mistis maupun hambatan berarti. Justru kami merasa sangat senang bisa menikmati keindahan hutan dan udara segar Gunung Rumput,” tutupnya. (*)

Leave a comment