Dari Atas Sampan di Sungai Sambas, Wisatawan Temukan Wajah Asli Sambas

2025-11-10 16:40:06
Aldo Wisatawan asal Bekasi Jawa Barat saat mendayung sampan menyusuri Sungai Sambas. (istimewa).

SAMBAS, insidepontianak.com - Sungai bukan sekadar aliran air bagi masyarakat Sambas. Ia adalah nadi kehidupan, ruang sosial, sekaligus pesona alam yang memikat wisatawan dari berbagai daerah. 

Seperti yang dirasakan Bayu wisatawan asal Kebumen, Jawa Tengah, ketika untuk pertama kalinya menyusuri Sungai Sambas dengan sampan sederhana.

“Hari itu jadi pengalaman baru buat saya. Awalnya saya pikir mengendalikan sampan itu mudah, tapi ternyata tidak semudah yang dibayangkan,” kata Bayu, Senin (10/11/2025). 

Ia bercerita harus mengayuh dengan seimbang agar sampan tak oleng. 

“Arus sungainya tenang, tapi menantang. Di situlah saya belajar tentang keseimbangan dan kesabaran,” tambahnya.

Namun di balik tantangan itu, Bayu menemukan keindahan yang menenangkan. Dari atas sampan, pemandangan Masjid Keraton Sambas tampak megah dan berwibawa di tepi sungai. 

Angin membawa aroma khas air sungai, berpadu dengan suara kehidupan masyarakat sekitar dari ibu-ibu yang menjemur pakaian hingga anak-anak yang berenang riang tanpa gadget di tangan.

“Yang paling berkesan itu warung yang menghadap ke sungai. Seperti memang dibuat khusus untuk pembeli yang datang pakai perahu. Unik sekali!” ujarnya kagum.

Bagi Bayu, perjalanan itu bukan sekadar wisata, tetapi juga pelajaran tentang hidup sederhana dan harmoni dengan alam. 

“Kebahagiaan ternyata tidak selalu datang dari hal modern, tapi dari kesederhanaan dan kebersamaan,” katanya.

Hal serupa dirasakan Aldo, wisatawan asal Bekasi, Jawa Barat. Ia menyebut pengalaman naik sampan di Sungai Sambas membuka perspektif baru tentang kehidupan masyarakat pesisir.

“Kalau biasanya kita melihat Sambas dari jalan darat, kali ini saya melihat dari sungai dan rasanya berbeda. Sungai ini bukan hanya tempat, tapi identitas masyarakatnya,” ujar Aldo.

Ia berharap kegiatan wisata susur sungai seperti ini bisa lebih dikembangkan dan diminati anak muda Sambas. 

“Lewat cara ini kita bisa belajar mencintai lingkungan, khususnya sungai yang jadi bagian penting dari sejarah dan budaya Sambas,” tutupnya. (*)

Leave a comment