KAHMI Yakini Generasi Muda Islam di Sanggau Mampu Bersaing Diberbagai Bidang
SANGGAU, insidepontianak.com - Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sanggau meyakini generasi muda Islam di Sanggau memiliki kemampuan untuk bersaing dalam berbagai bidang.
Pernyataan tersebut terungkap di momen Peringatan Nuzulul Quran, Sabtu (15/4/2023) malam di Masjid Birrul Walidain Engkayas, Kecamatan Kapuas.
Kegiatan yang bertema menyiapkan generasi muda yang berdaya saing dan berakhlakul karimah tersebut menghadirkan Ustaz Nasri Razali, Alumni HMI yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sanggau sebagai penceramah.
Terkait kegiatan, Ketua Panitia, Indra menyampaikan KAHMI merupakan salah satu organisasi berbasis Islam yang ada di Kabupaten Sanggau.
Secara historis, turut berperan besar dalam pembangunan bangsa, baik di tingkat nasional hingga daerah. Tentunya, keberadaan alumni di berbagai sektor diharapkan memberi peran dalam meningkatkan daya saing kader umat dan kader bangsa.
"Pada proses dakwahnya, KAHMI berusaha melakukannya secara santun dan berakhlakul karimah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam," ucapnya.
"Kegiatan yang KAHMI laksanakan ini juga sebagai bentuk eksistensi organisasi sekaligus memberikan kontribusi positif bagi kalangan muda Islam dalam berdakwah sesuai tuntutunan syariat Islam," sambungnya.
Sementara itu, dalam tausiahnya, Ustad Nasri Razali menyampaikan generasi muda Islam mesti mampu meningkatkan kemampuan dan keahliannya sehingga dapat bersaing dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan.
Apalagi, generasi saat ini tidak boleh jauh dari sendi-sendi kehidupan agama yang merupakan pondasi dalam mengaruhi bahtera kehidupan di dunia sebagai bekal untuk kehidupan akhirat.
Nasri juga mengharapkan generasi-generasi muda Islam mampu menguasai bahasa asing. Kemampuan berbahasa asing justru akan sangat membantu kehidupan di era ini, apalagi globalisasi memang menuntut setiap orang untuk menguasai hal tersebut.
"Kalau dalam kebahasaan, minimal setiap kita ini bisa menguasai satu bahasa asing, apakah itu bahasa inggris, arab, mandarin, jepang atau lainnya. Dengan kemampuan ini, kita akan mampu mendobrak kompetisi dunia untuk kemaslahatan umat," tuturnya.
"Tidak hanya itu, dengan berbagai referensi kebahasaan itu, kita juga mampu melihat lebih jelas pola sekulerisme yang sangat membahayakan," pungkasnya. (Candra)
Leave a comment