Balai Bahasa Kalbar Berikan TKA Program Belajar Bahasa Indonesia
SANGGAU, insidepontianak.com - Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, Anang Santosa menyampaikan internasionalisasi bahasa Indonesia terus diupayakan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pembelajaran bagi tenaga kerja asing yang ada di Indonesia dan bekerja di sejumlah perusahaan.
Menurut Anang, penyebarluasan bahasa Indonesia sangat penting dilakukan terutama bagi kemajuan bahasa Indonesia itu sendiri.
Dalam pelaksanaannya, dilakukan melalui program-program yang telah dicanangkan dan akan direalisasikan.
"Kami punya program internasionalisasi bahasa Indonesia bagi penutur asing. Sejauh ini kegiatannya baru sebatas mengidentifikasi tenaga kerja asing di Indonesia, kami tawarkan kepada mereka untuk belajar bahasa Indonesia," ujar Anang, saat acara Diseminasi Program Prioritas Kebahasaan dan Kesastraan di Hotel Grand Narita Sanggau, Senin (8/5/2023).
Pihaknya berharap perusahaan yang mempekerjakan orang asing untuk mau bekerjasama dalam program kebahasaan tersebut. Untuk itu, minimal tujuan penyebaran kebahasaan dapat dilakukan.
"Harapan kami, perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan orang asing untuk meminta mereka (orang asing) untuk belajar bahasa Indonesia. Melalui cara ini diharapkan bahasa Indonesia dapat tersebar dan dimengerti oleh mereka," tutur.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau, Alipius menyampaikan pihaknya, terutama bagi bahasa daerah, beberapa tahun lalu pernah membentuk tim penyusunan kurikulum terkait dengan muatan lokal. Namun, informasinya karena masalah anggaran, akhirnya tidak berlanjut.
Di tahun 2023, pihaknya telah menganggarkan untuk kegiatan penyusunan kegiatan kompetensi dasar muatan lokal yakni penyusunan silabus muatan lokal di Kabupaten Sanggau.
Hal tersebut nantinya digunakan sebagai dasar muatan lokal dari salah satu bahasa daerah yang ada di Sanggau. Sehingga bisa digunakan di sekolah-sekolah. Apalagi, Sanggau memang belum memiliki muatan lokal.
"Kalau kita bicara bahasa daerah ini kan banyak. Untuk sub suku bahasa Dayak saja ada 35 bahasa, belum lagi bahasa lainnya, seperti melayu, jawa maupun lainnya. Salah satu yang bakal kita kembangkan misalnya bahasa sub suku Dayak. Karena dalam kurikulum merdeka tidak menghendaki keseragaman, bisa saja diambil dari kebahasaan yang mayoritasnya lebih besar atau lainnya," pungkasnya. (Candra)
Leave a comment