Anggota DPRD Sanggau Nilai Program Guru Penggerak Membebani Guru
SANGGAU, insidepontianak.com -- Berbagai terobosan dalam dunia pendidikan era Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, khususnya program bagi tenaga pendidik/guru disebut terlalu membebani.
Demikian penilaian yang disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Sanggau Yeremias Marselinus terhadap program guru penggerak (PGP) oleh Kemendikbudristek RI.
"Kegiatan pada PGP yang isinya pelatihan-pelatihan sangat berlebihan, sehingga waktu seorang guru tersita disana," ujar Yeremias Marselinus kepada insidepontianak.com pada Senin (12/8/2024) di kantor DPRD Kabupaten Sanggau.
Ia menyebut, program itu menjebak para guru masuk dalam kondisi dilema, antara mengajar dan mengerjakan tugas PGP. Hasilnya, kerap kali kewajiban mengajar akhirnya dikorbankan. Guru disibukan mengurusi administrasi dan murid dibiarkan belajar sendiri.
Yeremias Marselinus, yang juga Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Sanggau yang membidangi urusan pendidikan menganggap guru sekarang terlalu banyak dibebankan dengan berbagai macam urusan administrasi, mulai dari mengisi laporan kinerja hingga mengakses Platform Merdeka Mengajar (PPM).
"Apakah itu (PGP) betul menjadikan guru lebih berkualitas, menurut saya tidak!," tegasnya mengkritisi PGP.
"Dahulu, guru itu tidak perlu seribet ini, mereka fokus mengajar anak untuk mengerti tentang etika dan moral itu yang penting. Kalau itu ditinggalkan jangan harap generasi muda mengerti tentang etika dan moral," imbuh politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Sanggau itu.
Yeremias menegaskan, program tersebut tidak menjawab persoalan-persoalan pendidikan di daerah seperti infrastruktur dan ketercukupan tenaga pendidik masih jadi tantangan pendidikan di Kabupaten Sanggau. (ans)
Leave a comment