Rospita Vici Paulyn: Perempuan Tangguh Dibalik Komisi Informasi Kalbar hingga Tembus Pusat

2024-11-22 15:11:19
Ilustrasi
“Oke, di kantor Jam 9 ya,” bunyi pesan singkat yang saya terima dua hari sebelum janji temu. Kalimat singkat itu datang dari Ketua Komisi Informasi Kalbar, Rospita Vici Paulyn. Kami ada janjian wawancara pagi ini. Rospita Vici Paulyn, tak suka dipaggil begitu formal. Jadi, rekan kerja, kolega hingga awak media memanggilnya kak Pita. “Biar bersahabat. Jangan kaku,” katanya. Pita, tak hanya dikenal sebagai Ketua KI Kalbar tapi juga dikenal vokal soal literasi dan informasi publik. Tegas jika itu berkaitan dengan urusan tranparansi informasi publik. Bahkan, tak segan tampil terdepan jika ada kasus sengketa informasi publik antara warga melawan pemerintah. Kabar baiknya, ia memantapkan karirnya dengan mengikuti selesai Komisioner KI Pusat belum lama ini. Ia lolos seleksi kedua. Meski masih menunggu pengumuman untuk lolos seleksi berikutnya. Karirnya cukup cemerlang dengan dua kali menjabat sebagai Ketua KI Kalbar. Padahal, ia dulu menjabat posisi tinggi dalam sebuah perusahaan jasa kontruksi. Perempuan yang dikenal tangguh dan pantang menyerah ini dalam menyebarkan informasi publik bagi lembaga negara dan daerah di Kalbar. Jayapura dan Masa Kecil yang Nasionalis Rospita Vici Paulyn. Lahir di Kota Jayapura, Papua pada tanggal 11 Juni 1974. Ia adalah keluarga Medan, Sumatera Utara. Mengikuti sang ayah yang ditugaskan di kota itu. Meski orang Batak, Rospita tumbuh di lingkungan yang nasionalis. Komunikasi yang di bangun dalam keluarga murni menggunakan Bahasa Indonesia. Itu jadi bahasa sehari-hari. “Di rumah itu, kultur yang di ada itu nasionalis. Tak gunakan bahasa ibu tapi bahasa Indonesia. Percakapan itu bahasa Indonesia, dan kita diberi kebebasan dalam memberi pendapat,” katanya. Sang ayah, tak hanya memberi kebebasan kepada anak-anaknya dalam hal berpendapat, bersikap dan toleransi dalam keluarga tapi juga mendidik mereka disiplin dan komitmen akan tugas yang diemban. “Jadi, setiap hari kita itu ada tugas masing-masing. Itu wajib kita kerjakan karena itu juga bagian dari disiplin ayah ibu,” ujarnya. Ia anak ke empat dari lima bersaudara. Ia tomboy dan cukup nakal untuk anak seusianya. Tapi, orang tua selalu berkompromi asalkan tugas rumah sudah dilakukan. Mandiri menjadi ajaran yang hingga kini jadi keseharian wanita lulusan Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura ini. Pesan Ikonik Pita dikenal sosok ramah. Di mata rekan kerja dan sejawat, ia terkenal dengan mental disiplin dan komitmen tingginya. Karakter Pita ini bukan tanpa didikan. Pengaruh sang ayah dan ibunya kental dengan sejumlah pesan-pesan ikonik yang selalu jadi motivasinya dalam bertindak. Apapun itu. Salah satu pesan yang paling diingat adalah tentang bagaimana kerja keras akan membuat hidup lebih luar biasa. Bekerja dengan jerih payah sendiri selalu menjadi pesan ikonik dari sang ayah. Tak harus mengandalkan orang tapi berdiri dengan kaki sendiri. “Kami menyekolahkan kalian sampai Sarjana. Kami beri pancing, kalian yang pancing sendiri. Cari kerja sendiri. Kalian kaya kami tak minta, miskin kita tak bantu,” kata Pita menirukan ucapan sang ayah. Tak Sekedar Jadi Penonton di Kampus  Semenjak di bangku sekolah menengah pertama, Pita sudah aktif di berbagai organisasi. Begitu juga ketika di bangku SMA. Saat kuliah, ia makin memantapkan kegiatan dalam organisasi. Sebut saja, BEM hingga Himpunan Mahasiswa Sipil ia terlibat di dalamnya. Banyak berkecimpung dalam organisasi, membuat Pita makin terbuka dalam pemikiran. Ia merasa dampak ketika banyak terlibat dalam diskusi. Ia tak menampik, banyak manfaat yang bisa dirasakan siswa dan mahasiswa yang terjun dalam ranah organisasi. “Jangan hanya menonton di kampus. Kalau di kampus kita dampatkan ilmu aja. Tapi, jika kita aktif dalam organisasi, kita semakin bergerak tak hanya soal wawasan, pemikiran dan sudut pandang banyak orang. Banyak ilmu dan masukan yang bisa kita jadikan motivasi,” paparnya. Orang yang gemar berorganisasi tak harus pintar karena pintar saja bisa diasah. Tapi luwes dalam sosial dalam berjejaring itu yang butuh praktek lapangan. “Intinya, masih muda kejar banyak kegiatan di dalam atau luar kampus. Jadi aktif dan bergerak sosial. Jangan malu, jangan ragu. Ini akan jadi jalan kita dalam komunikasi. Hasilnya akan dirasakan nanti ketika sudah di luar kampus,” terang Pita. Dalam organisasi, kepercayaan diri akan terasah. Itu dirasakan Pita yang awalnya tak terlalu percaya diri, tapi mengikuti organisasi membuat ia makin lihai dan piawai dalam berbicara. Tak hanya itu, ia juga makin mempertimbangkan konsistensi dan disiplin. Terutama waktu. “Ya, saya termasuk disiplin soal waktu. Sebelum janji sama orang, saya akan datang setengah jam sebelum waktunya. Jika terlambat, saya biasa tegas. Jam 10 rapat, maka jam segitu kita mulai. Jika ada yang terlambat, maka silahkan ikuti lanjutan rapatnya,” papar Pita. Mundur dari Direktur Jasa Kontruksi Usai menamatkan di perguruan tinggi, Pita pun hijrah ke Jakarta dan bekerja sebagai tenaga pengajar di Lembaga Manajemen Sukabumi 4 tahun 1998. Meski baru satu tahun, ia melebarkan sayap bekerja di PT. Supra Securinvest (Member of Jakarta Stock Exchange) Jakarta. Lantas tahun 2002, bergabung di Unit Pengelolaan Kompleks Wilayah Barat II – Sunrise Garden hingga bekerja di Yayasan Pendidikan BPK Penabur Jakarta. Baru tahun 2003, Pita kembali ke Pontianak dan mendirikan perusahaan konsultan teknik yang bergerak dalam bidang layanan jasa konstruksi. CV. Prima Karya Khatulistiwa nama perusahaan itu. Ia menempati jabatan Direktur di sana. Terjun ke dunia jasa kontruksi bukan barang baru bagi Pita, sebagai lulusan di Jurusan Tehnik Sipil ia sangat mempuni dibidangnya, tapi itu tak lama. Dengan dinamika dan permainan fee, ia memilih mundur dari pekerjaan itu. “Saya tak kuat jika bicara fee dan sejenisnya. Maka saya pilih undur diri dan tak lagi berkecimpung dalam sektor konstruksi,” ujarnya. Tak lama, ia ikut tes Komisi Informasi Kalbar. Pita pun lulus dan jadi salah satu komisioner KI Kalbar di tahun 2016. Pejuang Informasi Publik Rospita Vici Paulyn, dikenal getol memperjuangkan informasi publik hingga pelosok Kalbar. Ia disebut ‘pejuang’ lantaran eksistesinya dalam tegas kepada daerah soal informasi publik. Bahkan, ia tak segan melawan perkara hingga ke meja hijau. [caption id="attachment_30158" align="alignnone" width="696"]Rospita Vici Paulyn: dikenal tangguh menyuarakan kerbukaan informasi pubik/ pribadi Rospita Vici Paulyn: dikenal tangguh menyuarakan kerbukaan informasi pubik/ pribadi[/caption] Namun, Pita tak gentar. Ia tak takut intimidasi dari manapun. Soal ancaman ia punya pengalaman menarik. Meskipun secara langsung, tak pernah diancam, tapi intimidasi pernah ia dapatkan. Terutama jika berkaitan dengan kasus sengketa informasi. “Kita memfasilitasi antara penggugat dan tergugat, yang kebanyakan itu pemerintah dan lembaga,” ujarnya. Banyak lika liku selama ia berkarir di KI Kalbar. Terutama, dalam mencari formulasi efektif agar program keterbukaan informasi bisa dilaksanakan seluruh pemerintah daerah. “Banyak pejabat daerah diganti, hingga kita pun bingung karena pejabat PNS diganti. Maka kita cari cara bagaimana bisa aturan tetap dijalankan meski pejabat berganti,” ucapnya. Pita mengaku Pemkab masih cenderung tertutup. Namun, dengan komitmen kepala daerah optimalisasi keterbukaan daerah di Kalbar lebih berhasil. Cara itu diakuinya jauh lebih berhasil dalam mengangkat soal ini. Kiprah Pita dalam menggolkan komitmen kerjasama kepala daerah mencuatkan namanya sebagai pejuang tangguh di balik KI Kalbar. Tak heran, ia mampu menjabat dua kali sebagai ketua di lembaga negara itu. Berkantor di KI Pusat Dedikasi yang tinggi membuat Pita memantapkan karir dengan mendaftar di KI Pusat. Ia sudah lulus untuk beberapa tes hingga menunggu tes terakhir. Keinginan itu bukan tanpa alasan. Kerja KI Kalbar belum mampu menyelesaikan sejumlah sengketa. Terutama, persoalan tanah yang melibatkan BPN. [caption id="attachment_30161" align="alignnone" width="696"]Kini Rospita Vici Paulyn: sebagai salah seorang komisioner KI Pusat/ pribadi Kini Rospita Vici Paulyn: sebagai salah seorang komisioner KI Pusat/ pribadi[/caption] Tercatat 77 kasus di KI Kalbar, banyak melibatkan BPN soal kelola hutan dan lahan yang terganjal Perka BPN. “Semua daerah bermasalah soal ini. Ini terkait perka. Padahal, dalam kasasi bahwa informasi di BPN itu terbuka. Tapi, kenyataannya tak dilakukan oleh BPN. Ini pemicu saya ikut di pusat,” ujar pecinta gambar dan puisi ini. Perwakilan Kalbar bisa terlibat untuk membuat kebijakan yang bisa realisasi di Kalbar dan daerah lain merupakan prestasi bagi dirinya. Bagi Pita, kebanggaan tak hanya dikenal sebagai Ketua KI Kalbar, tapi sebagai perempuan Kalbar yang mampu berkontribusi membangun daerah lewat edukasi informasi publik. Perempuan tak harus diam menunggu nasib tapi bagaimana bergerak membawa perubahan tak hanya untuk sendiri. Itu yang dilakukan Pita dengan melibatkan banyak pihak. Komitmen dan disiplin jadi karakter Pita dalam membangun karir. Dua itu dibutuhkan jika ingin awet dalam bekerja. Dedikasi tinggi, juga jadi andalan Pita untuk tetap memuluskan cita-cita dan langkah besarnya.***  

Leave a comment