Dukung UMKM Wastra Kalimantan Tembus Pasar Nasional, PTPN IV Regional V Fasilitasi Pelatihan Fashion Mitra Binaannya di Jakarta

PONTIANAK, insidepontianak.com - PTPN IV PalmCo melalui salah satu regionalnya turut memberikan pendampingan mitra binaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Kalimantan untuk mengikuti pelatihan intensif pembuatan busana premium berbasis wastra yang digelar di LaSalle College Jakarta, salah satu lembaga pendidikan mode ternama di Indonesia.
Region Head PTPN IV Regional V Sudarma Bhakti Lessan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap pengembangan UMKM sekaligus menjaga kelestarian budaya Kalimantan di kanca nasional.
“Kami memilih UMKM di bidang wastra karena sektor ini tidak hanya memiliki potensi ekonomi yang besar, tetapi juga memegang peran penting dalam melestarikan warisan budaya bangsa. Kain tradisional Kalimantan adalah identitas dan kebanggaan kita, sehingga kami ingin para pelaku UMKM mampu mengangkatnya menjadi produk yang bernilai tinggi dan berdaya saing global,” jelasnya.
Ronsa salah satu peserta pelatihan dari Pontianak Kalimantan Barat yang merupakan pemilik brand Koleksi Betanun menuturkan pelatihan ini memberikan pengalaman baru yang sangat berharga untuk meningkatkan inovasi dalam mengembangkan usaha wastra.
Ia menuturkan, dalam pelatihan ini mereka terus mendapatkan ilmu baru sampai dengan hari ke delapan.
"Kami sudah bisa ciptain dua produk yaitu kemeja dan dress, kalau saya pribadi setelah mengikuti pelatihan ini saya akan bikin wastra kemeja kemudian saya bisa menjual dengan harga yang tinggi," ungkapnya.
Ia menambahkan, seluruh rangkaian program ini memberikan kesan tersendiri, mulai dari proses keberangkatan dan pelatihan, hingga ia juga berharap program ini berlanjut ke tahap berikutnya agar para pelaku UMKM dapat terus meningkatkan kemampuan mereka.
Jennifer Agrilah, instruktur dari LaSalle College Jakarta yang sudah mengajar sejak 2013, mengaku kagum dengan semangat para peserta.
“Saya salut dengan antusiasme mereka, walaupun banyak yang belum pernah menjahit atau membuat pola sebelumnya, tetapi mereka mau belajar, rajin, dan sabar. Tantangannya adalah bagaimana mengajarkan teknik dasar dengan cara yang menyenangkan, apalagi menggunakan kain tradisional yang punya arah motif tertentu,” jelas Jennifer.
Ia menilai program ini sangat positif karena memberikan pengalaman langsung kepada peserta mengenai standar industri garmen.
“Dengan pelatihan seperti ini, mereka tahu bagaimana proses produksi di industri sebenarnya. Harapan saya, UMKM bisa mengembangkan desain dan produksi dengan baik sehingga wastra Indonesia tetap lestari dan punya daya saing tinggi,” pungkasnya.***
Tags :

Leave a comment