Pesona Candi Jabung, Sisa Arsitektur Kerajaan Majapahit Buddha Kokoh Berdiri Tegap
PROBOLINGGO, insidepontianak.com – Candi Jabung merupakan wisata sejarah yang menceritakan akan kegagahan kerajaan Majapahit silam, arsitek bangunannya pun tetap berdiiri kokoh.
Candi Jabung menceritakan sisi lain dari kerajaan Majapahit, sebab bangunan kuno ini merupakan tempat ibadah bagi kaum Buddha. Bahkan kuil ini masih aktif digunakan bila perayaan agama sedang berlangsung.
Candi Jabung sendiri terletak di Kabupaten Probolinggo di bagian Timur, pengunjung dapat mengetiknya langsung di Google Map secara mudah.
Adapun letaknya sendiri, Candi Jabung berlokasi di desa Jabung, Kecamatan Paiton, yang berada di kawasan Kabupaten Probolinggo.
Di masa silam, Jabung sendiri telah didirkan berabad-abad yang lalu. Meski kini dihuni oleh mayoritas masyarakat Muslim, ketika kerajaan Majapahit memerintah kawasan ini merupakan pusat dari peradaban Buddha.
Candi ini sendiri memiliki nama lain, di dalam kitab Pararaton mereka menyebutnya dengan Bajrajinaparamitapura. Satu kata ini sebenarnya merupakan gabungan diantara kalimat yang terpisah.
Bajra sendiri bermakna Dewa Buddha, Jina artinya tiga, Paramita bila dialihkan ke bahasa Indonesia menjadi ajaran Buddha yang beraliran Mahayana Tantra, dan Pura yakni tempat ibadah.
Proyek pembangunan tempat ibadah ini mengambil tahun 1395 Masehi, tepatnya saat Prabu Hayam Wuruk (1350 M - 1389 M) sedang berkuasa di Nusantara.
Di dalam kitab Negarakertagama disebutkan, bahwa peresmian candi dihadiri langsung oleh Prabu Hayam Wuruk. Saat itu dia sedang mengunjungi kawasan Jawa bagian timur, kemudian singgah di Jabung.
Adapun arsitekturnya sendiri, Candi Jabung berbentuk selinder menjulang ke atas. Di pelataran terdapat batur yang cukup menjulang, serta tangga untuk memasuki bangunan.
Candi ini menghadap ke arah barat, adapun tangganya tepat berada di arah depan. Berbeda dengan tempat ibadah sejarah lain, kuil ini malah dibuat dari batu bata merah yang hingga kini tetap kokoh.
Sayangnya, pagar yang mengelilingi bangunan candi kini telah tidak tampak lagi. Hanya satu yang tersisa, yakni di sisi sebalah barat daya.
Tempat ibadah penganut Buddha ini juga memiliki menara yang tinggi, dimensinya berupa 2.55 × 2.55 meter dengan ketinggian yang mencapai 6 meter.
Pada sekeliling dinding, ragan relief yang menceritakan kehidupan masa lalu terlihat secara jelas. Bahkan kisah-kisah legenda jaman Majapahit bisa dilacak dari relief tersebut.
Desainnya cantik yang didominasi oleh relief bunga teratai dan rumah masyarakat setempat. Sedangkan di sisi tenggara, deskripsi Sri Tanjung lah yang bisa dibaca ketika sedang menaiki ikan.
Karena merupakan wisata yang mengandung sejarah penting tentang pra Indonesia. Candi Jabung juga merekam peristiwa dimana istri Bhre Gunda meninggal, bahkan di sinilah dia dimakamkan.
Meski telah berusia lebih dari lima abad, aktifitas dan upacara peringatan Buddha sering dijumpai. Misal pada tahun 2021 lalu, Hari Tri Suci Waisak yang diselanggarakan oleh Majelis Buddhayana bertempat di sini.
Selain sebagai tempat ibadah, candi yang berada di Kabupaten Probolinggo ini pun kerap dikunjungi oleh wisatawan lokal atau turis mancanegara.
Disekitar candi, terdapat banyak pohon menumbuhkan buah maja yang terkenal bercita rasa pahit. Dari sinilah kita akan mengingat kejayaan Majapahit, maklum kerajaan ini memang diambil dari buah tersebut.
Selain menjadi lokasi healing yang paling ideal, Candi Jabung akan membawa pengunjung bernostalgia tentang kejayaan Buddha di bawah kekuasaan Majapahit. (Dzikrullah). ***
Leave a comment