Kedai Kopi Apek, Warung Sarapan Legendaris di Medan: Tak Ubah Gedung dan Rasa Sejak 1919
MEDAN, insidepontianak.com - Berdiri sejak 1919, Kedai Kopi Apek, bisa dikatakan salah satu warung yang sangat legendaris di Kota Medan. Uniknya, sejak berdiri, gedungnya tidak pernah berubah.
Tidak hanya gedung, Kedai Kopi Apek juga dikenal andal menjaga rasa. Dengan kata lain, racikan di warung legendaris di Medan ini tidak pernah berubah sejak berdiri.
Memang, Kedai Kopi Apek melakukan beberapa terobosan menu baru. Namun, warga Medan dan pelanggan kedai ini paham kalau menu legendaris tidak pernah berubah rasa.
Mengutip puanindonesia.com, Rabu (12/7/2023), kedai legendaris ini kini dikelola oleh seorang perempuan yang bernama Suyenti. Dia adalah cucu Thia Tjo Lie, sang pendiri Kedai Kopi Apek tersebut.
Nah, Thia Tjo Lie ini lebih dikenal dengan sebutan Apek. Sebagai informasi, Apek diambil dari bahasa Tionghoa yang artinya kakek. Itulah sebab kedai ini dinamakan demikian.
Sejak kecil, Suyenti yang kini usianya nyaris setengah abad, memang sudah terbiasa membantu sang kakek dan ayahnya di kedai itu. Itulah sebab dia sudah tidak merasa asing, pun menguasai resep-resep rahasia kedai tersebut.
Selain mewarisi resep, Suyenti juga diberi pesan untuk tidak mengubah tampilan kedai. Maka, gedung bercat putih yang berada di depan Pajak (Pasar) Hindu Medan tersebut tak pernah berubah bentuk sejak berdiri.
Ornamen kedai masih bernuansa tradisional China dengan hadirnya tirai bambu di pintu gerbang. Di dalam ruangan, tampak barisan kursi dan meja kayu bundar khas oriental kuno.
Sejumlah gelas dan piring pun masih menggunakan keramik bercorak tradisional. Di sini juga, kalian akan melihat koleksi sejumlah botol minuman kuno yang disimpan oleh keluarga Kedai Kopi Apek sebagai hiasan.
Kedai Kopi Apek ini memang diset untuk sarapan. Buka pukul enam pagi dan tutup pukul dua siang. Nyatanya kedai ini selalu ramai. Ada delapan meja kayu bundar di dalam kedai, tiap meja dikelilingi 6-10 kursi.
Uniknya, meja tersebut bisa dipakai oleh beberapa pelanggan yang saling tidak kenal. Dengan kata lain, meja tidak dikuasai orang atau satu kelompok saja.
Hal ini memunculkan fakta menarik, ada yang saling kenalan lalu menjadi teman, berbisnis, malah ada yang sampai menikah.
Seperti pemilik kedai yang telah tiga generasi, begitu pula pelanggannya. Suyenti mengenal sebagian besar pelanggannya. Kedekatan yang tak pernah ditemui di kafe-kafe modern.
Yang jelas, Kedai Kopi Apek, persis seperti tipikal kedai China peranakan di kota-kota lain. Sang pemilik kedai hanya menyediakan minuman, lalu pedagang lain di sekitar yang memasok makanan yang diorder konsumen. Kwetiau rebus yang ada di ruko seberang kedai, misalnya, adalah favorit pelanggan di sini.
Meski begitu, Kedai Kopi Apek memiliki menu makanan sendiri. Contohnya roti panggang srikaya jadi menu andalan. Suyenti memanggangnya di tungku, bukan di alat pemanggang elektronik.
Ada juga telur rebus, yakni telur 1/2 matang dan ada yg 3/4 matang. Telur ini disajikan dalam gelas kecil, dibubuhi bubuk merica dan kecap asin. Dan, semuanya dikerjakan pakai tangan, tanpa menggunakan mesin.
Kedai Kopi Apek menyediakan racikan kopi yang khas yaitu kopi Sidikalang. Pengunjung yang datang ke Kedai Kopi Apek biasanya mencicipi kopi Sidikalang.
Kopi Sidikalang juga bisa disajikan dengan tambahan susu kental manis. Selain kopi Sidikalang, pengunjung juga bisa menikmati kopi berjenis Robusta.
Seiring perkembangan zaman, kedai ini juga menambahkan beberapa varian menu baru. Misalnya soal minuman, tidak sekadar kopi saja. Berbagai minuman panas atau dingin juga tersedia. Pun roti, tidak hanya dengan selai srikaya saja, ada meses dan sebagainya.
Pun soal kemasan, Kedai Kopi Apek juga menambahkan kemasan plastik dengan tampilan yang sesuai zaman. Pemesanan juga bisa dilakukan secara online. Ini tak lain karena pengelola ingin kedai itu ramai pelanggan baru, tapi tetap mempertahankan pelanggan lama.
Demikian soal Kedai Kopi Apek, warung sarapan yang legendaris di Kota Medan. Kedai ini berada di Jalan Hindu, Kesawan, Kecamatan Medan Barat. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***
Leave a comment