Usmulyadi Anggap Isu Dosen Diduga Jadi Joki Nilai di Magister Fisip Untan Konspirasi Persaingan Jabatan
PONTIANAK, insidepontianak.com - Dosen senior, Fisip Untan, Syarif Usmulyadi menduga ada indikasi konspirasi yang terencana dan sistematis dalam isu 'joki nilai' mahasiswa 'bodong' yang dialamatkan ke Magister Fisip.
Menurutnya, konspirasi ini kemungkinan didasari ambisi yang berorientasi pada persaingan untuk mendapatkan jabatan secara tidak sehat.
Sebagai dosen senior di FISIP Untan, Usmulyadi mengaku sedih. Sebab, ada beberapa dosen, hingga alumni tega membawa isu ini ke ruang publik.
Menurutnya, sikap tersebut dinilai menghancurkan nama baik almamater yang selama ini telah berkontribusi dalam melahirkan lulusan terbaik.
"Sebagai dosen senior saya merasa prihatin, isu yang belum tentu benar ini viral di media sosial,” ujarnya.
“Bahkan yang membuat saya sedih, ini dilakukan beberapa dosen dan alumni FISIP sendiri. Mereka menghancurkan nama almamaternye demi memenuhi ambisi, dendam dan sakit hati," lanjutnya.
Usmulyadi pun meyakini, di balik isu ini, ada konspirasi yang melatarbelakangi. Salah satunya, persaingan jabatan yang tidak sehat di internal kampus.
"Kalau tidak karena ambisi pribadi tidak mungkin dia (dosen) menghancurkan nama tempat dia mencari makan. Fisip memberi dia makan dan hidup, kenapa dia menghancurkan kalau tidak karena ambisi," katanya.
Kalau pun ada masalah, kenapa tidak diselesaikan sesuai dengan mekanisme kampus. Dengan memanggil pihak-pihak terkait dan melakukan rapat senat, investigasi dan melaporkan kepada Rektor.
"Kalau salah diberikan sanksi. Tidaklah pula harus disampaikan ke publik," ucap Usmulyadi kesal.
Di samping itu, kasus ini bertambah besar, karena berkaitan oknum yang disebut 'mahasiswa bodong' itu tokoh politisi.
Menurut Usmulyadi, kasus yang belum bisa dipastikan kebenarannya itu tak perlu jadi konsumsi publik. Apalagi, isu tersebut merupakan persoalan internal. Viralnya kasus ini telah membuat nama baik FISIP menjadi hancur kredibilitasnya.
"Kalau ingin membunuh nyamuk, kenapa harus membakar kelambu-nya," katanya.
Usmulyadi berharap, tim investigasi serius dan bekerja dengan baik hingga kasus ini dapat terungkap kebenarannya. Semua pihak diharapkan bersabar menunggu hasil.
"Kalau ditemukan pelanggaran dan penyalahgunaan kewenangan, Rektor selaku pimpinan tertinggi universitas bisa memberikan sanksi yang tegas," pungkasnya. (Andi)***
Leave a comment