Bayi Orangutan Diselamatkan dari Area PETI di Ketapang

2025-11-25 11:39:28
Bayi orangutan yang diselamatkan. (Istimewa)

KETAPANG, insidepontianak.com – Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) mengevakuasi bayi orangutan di Desa Riam Dadap, Hulu Sungai, Ketapang, Senin (24/11/2025).

Bayi orangutan itu berusia sekitar dua tahun. Jantan. Dipelihara oleh Hendro. Ia menemukannya terlantar di hutan, kawasan tambang emas ilegal. Hendro lalu memberi nama Randy.

Selama dipelihara, Randy ditempatkan di kandang sempit. Ukurannya 120 x 50 x 50 cm. Ia hanya diberi pisang, umbut, roti, dan air putih.

Hendro sempat berniat menjual Randy. Namun urung. Seseorang mengingatkannya: memperdagangkan orangutan dilarang. Berkonsekuensi hukum. Ia lalu melapor ke BKSDA.

Tim BKSDA turun mengevakuasi. Randy langsung diperiksa dokter hewan. Hasilnya, ada bekas patah tulang paha kiri. Sudah mulai menyatu. Secara umum, kondisinya stabil.

“Cedera pada tulang kemungkinan terjadi lebih dari empat minggu lalu, sebelum Randy dipelihara,” kata drh Ishma.

Randy kini dibawa ke pusat rehabilitasi YIARI di Desa Sungai Awan Kiri untuk perawatan lanjutan. Ia menjalani masa karantina selama delapan minggu untuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

Ketua YIARI, Silverius Oscar Unggul, menegaskan bahwa bayi orangutan yang ditemukan sendirian hampir selalu berarti induknya telah dibunuh.

“Aktivitas PETI memperparah tekanan terhadap populasi orangutan. Setiap kasus seperti ini berarti kehilangan dua individu sekaligus,” ujarnya.

Ia mengapresiasi warga yang bersedia melapor dan menyerahkan satwa dilindungi. Kepala BKSDA Kalbar, Murlan Dameria Pane, juga berterima kasih kepada warga yang memberi informasi.

“Habitat orangutan sudah terdesak. Kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan satwa liar,” katanya. Ia berharap Randy pulih dan berkembang tanpa trauma.***

Leave a comment