Pasar Kapuas Indah Kian Sepi, Pengamat: Pemerintah Harus Susun Bisnis Plan dan Beri Napas UMKM
PONTIANAK, insidepontianak.com - Pengamat Kebijakan Publik, Universitas Panca Bakti Pontianak, Herman Hofi Munawar menyoroti kondisi pasar Kapuas Indah, salah satu pasar tertua di Kota Pontianak, yang kini kian sepi dari aktivitas perdagangan.
Menurut Herman, pemerintah kota perlu menyusun business plan atau rencana bisnis yang konkret untuk menghidupkan kembali Kapuas Indah dan pasar tradisional lainnya. Termasuk melakukan revitalisasi dan relaksasi pajak.
Herman menyayangkan, lesunya ekonomi di pasar tertua di Kota Pontianak. Ia ingat betul dulunya Kapuas Indah adalah pusat sentral perekonomian di Kota Pontianak.
"Bahkan pada masanya, pasar ini menjadi ikon kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat ketika awal-awal dibangun, ”ujar Herman Hofi Munawar, Kamis (30/10/2025).
Namun seiring berjalannya waktu Kapuas Indah kian meredup. Bahkan, saat ini beralih fungsi sebagai Mall Pelayanan Publik.
"Sebenarnya bagus memadukan pelayanan publik dengan pusat perbelanjaan," ungkapnya.
Hanya saja, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan sepertinya belum memiliki konsep konkret terkait revitalisasi dan rekonstruksi terkait pasar menjadi pusat perekonomian di Kota Pontianak.
Menurut Herman, posisi Kapuas Indah sangat strategis bagi perekonomian. Sebab, letaknya dekat jalur sungai Kapuas.
"Juga bisa dijangkau lewat darat," ungkapnya.
Namun, potensi itu belum dimaksimalkan karena kurangnya perhatian serius dari instansi terkait terkait upaya menghidupkan simbol-simbol perekonomian di Kota Pontianak dengan konsep konkret.
Ia juga menyoroti langkah Dinas yang hanya berorientasi pada penarikan retribusi. Menurutnya, retribusi penting bagi pemerintah untuk pembangunan.
"Pemerintah butuh itu (pajak) , tapi tidak boleh kaku dengan kondisi begitu. Upayakan dulu dibuka keran, diberikan peluang supaya dunia usaha berkembang. Ketika maju berkembang maka akan ada pendapatan," ungkapnya.
Menurutnya, langkah pemerintah menangani Pasar Kapuas Indah, perlu diarahkan secara lebih strategis dan berpihak pada pelaku usaha kecil.
“Dinas harus mampu menumbuhkan dulu ekonomi rakyatnya. Jangan terburu-buru dengan retribusi, beri dulu ruang agar usaha mereka bisa berkembang,” pungkas Herman. (Andi)

Leave a comment