Lazismu Siap Kolaborasi Wujudkan Asta Cita Entaskan Kemiskinan dan Tingkatkan Gizi Anak

2024-11-30 10:47:18
Pembukaan Rakernas Lazismu ke-25 di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya, Kaliurang Yogyakarta, Jumat (29/11/2024). (Istimewa)

YOGYAKARTA, insidepontianak.com - Kontibusi lembaga amil zakat terhadap fundamental ekonomi memberikan dampak yang berarti. 

Terutama dalam agenda pembangunan manusia di Indonesia yang juga dipengaruhi oleh ekonomi global. 

Problem kemiskinan dan ketimpangan masih ada di depan mata. Indonesia turut berkepentingan dengan agenda itu untuk capaian 2030. 

Rekomendasi Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan bagian dari rujukan lembaga amil zakat termasuk Lazismu dalam menjawab agenda pembangunan global tersebut. 

Hal itu disampaikan Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Ahmad Imam Mujadid Rais dalam acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Lazismu 2025, pada 29 November sampai 1 Desember 2024, di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya, Kaliurang Yogyakarta.

“Sejalan dengan akselerasi Indonesia untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi, diharapkan visi yang dicita-citakan menjadi negara maju, modern, dan berperadaban unggul dengan berbagai faktor pendukungnya seperti penguatan sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital dapat terwujud,” ungkapnya saat memberikan sambutan.

Rakernas kali ini, lanjut dia, dengan tema: Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs, dilaksanakan saat kepemimpinan nasional Prabowo-Gibran baru saja memulai periodesasinya secara resmi pada 20 Oktober 2024 dengan mengusung viisi misi Asta Cita dalam arah kebijakannya. 

Salah satunya kata Mujadid Rais, membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. 

Program prioritas kabinet Merah Putih, tercantum agenda pemberantasan kemiskinan dengan target menurunkan kemiskinan esktrem menuju 0% dilakukan sesegera mungkin dalam dua tahun pertama pemerintahan dan untuk kemiskinan relatif ditargetkan di bawah 6% di akhir 2029. 

Lazismu juga akan memperrtimbangkan salah satu program Asta Cita tentang peningkatan gizi masyarakat yang sebelummya Lazismu juga telah mengimplementasikan dalam program stunting, dan ke depannya di tahun 2025 program ini akan diselaraskan dengan tujuan program dalam Asta Cita.  

Berpijak dari capaian ke depan Indonesia Emas tersebut, Lazismu melalui agenda rakernas yang dihelat setiap setahun sekali, berikhtiar lewat sektor filantropi Islam untuk melakukan penyusunan rencana program nasional. 

“Diharapkan dapat dilakukan pembahasan atas perkembangan Lazismu baik dari aspek capaian, maupun pembahasan program strategis nasional yang memerlukan sinergi lebih lanjut dalam koordinasinya,” terang Mujadid Rais.

Dalam konteks Unit Pembantu Pimpinan (UPP) di tingkat persyarikatan, Lazismu merupakan salah satu lembaga yang mendapat mandat melaksanakan amanah muktamar yang diimplementasikan dalam enam pilar program yaitu, pendidikan dan sosial dakwah, kesehatan dan ekonomi serta kemanusiaan dan lingkungan.

Dengan sentuhan program yang mengusung nilai inovasi sosial, menurut Mujadid Rais, ada dua konsep kunci. 

Pertama, inovasi sosial merupakan pengejawantahan spirit pembaruan (tajdid) yang menjadi DNA Muhammadiyah sejak awal pendiriannya yang bersenyawa dalam aksi nyata Lazismu. 

Kedua, target pembangunan berkelanjutan yang terdiri dari 17 tujuan capaian secara prinsip dalam kerangka gerakan pembaruan Muhammadiyah, disadari Lazismu bahwa problem dan tantangan yang dihadapi di tengah masyarakat tidak dapat diselesaikan semata oleh satu aktor atau satu pihak saja.

“Aksi nyata ini memerlukan sinergi dan kolaborasi multipihak. Lazismu menyadari kemitraan strategis sangat penting di tengah masih terbatasnya pembiayaan pembangunan dari pemerintah dan masih belum optimalnya partisipasi aktor-aktor lokal dalam proses pembangunan,” tandasnya.

Adapun dari enam pilar program unggulan Lazismu yang selama ini telah dilakukan diwujudkan dalam bentuk beasiswa sang surya dan mentari, Save Our School (SOS), Bakti Guru, Pemberdayaan UMKM, Indonesia Siaga, lingkungan dan sosial dakwah yang menyasar penerima manfaat yaitu mualaf, penyandang disabilitas dan lansia. 

Sementara itu, kata dia, program lain yang didesign Lazismu dengan pendekatan partisipatoris adalah Kampung Berkemajuan. 

Sebuah program inovasi sosial yang melibatkan masyarakat, diagendakan tahun 2025 dapat dilaksanakan di 5 wilayah dengan keunikan dan ciri khas masing - masing. 

Mujadid Rais juga mengungkapkan, Lazismu sebagai lembaga amil zakat bersandar pada hukum Islam, yaitu fikih zakat. Karena itu, fungsi dewan pengawas syariah untuk mengawasi, membina, dan mempertimbangkan kebijakan dan pengelolaan dana ZIS agar sesuai dengan ketentuan syariah.

Pelatihan dan peningkatan kapasitas dewan syariah Lazismu terus dilakukan untuk memberikan wawasan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang opini hukum zakat yang menjadi persoalan dan bisa dibawa pada kajian putusan tarjih Muhammadiyah.    

Dalam aspek penghimpunan secara nasional, Mujadid Rais mengatakan total penghimpunan dana ZISKA mencapai Rp. 508.794.819.020. 

Secara kinerja penghimpunan menunjukkan tren yang beragam, dengan peningkatan signifikan pada Zakat dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL), namun penurunan pada infak/sedekah dan CSR. 

Di sisi lain, kata dia, jumlah muzaki individu dan institusi meningkat tajam, menandakan adanya kepercayaan publik yang semakin baik.

Sementara itu, total penyaluran dana ZISKA Lazismu secara nasional pada tahun 2024 yaitu sebesar Rp348,219,384,879 yang terdiri dari total penyaluran dana zakat sebesar Rp139,960,318,837, total penyaluran dana infak sebesar Rp. 78,246,226,512, total penyaluran dana CSR sebesar Rp. 172,589,868, dan total penyaluran DSKL (Dana Sosial Keagamaan Lainnya) sebesar Rp. 93,652,275,178.

Adapun pendistribusian dan pendayagunaan tersebut dari urutan paling tinggi sampai yang terendah berdasarkan pilar yaitu pilar sosial-dakwah 60,1%, pendidikan 18,1%, kemanusiaan 14,6%, kesehatan 4,7%, ekonomi 2,0% dan yang terakhir pada pilar lingkungan 0,4%.

Dalam kesempatan yang lain, Lazismu berkomitmen dalam reformasi tata kelola filantropi islam. Misalnya kata Mujadid Rais, perihal isu-isu strategis keumatan Lazismu turut berkepentingan dengan merespons adanya Judicial Review UU Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat yang diajukan oleh beberapa pihak.

Pada situasi itu, Mujadid Rais mengungkapkan, Lazismu diminta sebagai pihak terkait untuk menyampaikan opini dan pendapatnya mengenai beberapa pasal yang digugat dalam UU tersebut dan menghadiri sidang MK, Lazismui Pusat membentuk tim hukum. 

Termasuk meminta saran dan masukan dari berbagai pihak di internal persyarikatan seperti Majelis Hukum dan HAM serta Lembaga Bantuan Hukum PP Muhammadiyah, yang beberapa kali pertemuan dan rapat koordinasi di internal LAZISMU dan berkoordinasi dengan PP Muhammadiyah pada tanggal 25, 28, dan 30 Oktober 2024, pernyataan tersebut dikirimkan ke Mahkamah Konstitusi dan dibacakan dalam Sidang tanggal 5 November 2024.

Tahun 2025 merupakan momentum bagi Lazismu untuk mengakselerasi enam pilar program-programnya dan pemerataan kanal digital yang diikuti dengan Pemerataan penggunaan sistem digital, akkselerasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui enam pilar Lazismu dan penajaman prioritas pencapaian indikator kinerja layanan LAZISMU dalam mengakselerasi pembangunan di tingkat regional (provinsi/ kabupaten).

Pada Rakernas 2025 ini Lazismu akan menyusun peta jalan atau rencana strategis untuk menyambut program lima tahun ke depan (2025-2030). 

Merujuk pada dokumen peta jalan rencana strategis Lazismu, Pencapaian MDGs dan Pencapaian M-SDGs yang menjadi dua fokus utama. 

Semetara itu, Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latief sekaligus mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam sambutannya mengatakan sejak 2016 hinghga 2024 konsisten dengan isu SDGs. 

“Artinya sudah 7 tahun Lazismu bergelut dengan SDGs. Bagaimana mengkomunikasikan program-programnya dan merumuskannya sehingga selaras dengan SDGs yang dikenal masyarakat dunia,” tandasnya. 

Ini adalah cara mengomunikasikan isu internasional agar program lazismu memiliki makna. Hilman menegaskan bahwa dengan bingkai program yang ada proyeksinya dan capaian itu bisa dirumuskan. 

Pada 2022 Lazismu menjadi lembaga amil zakat nasional terbaik SDGs menurut Bappenas. Itu bukan kerja instan tapi kerja yang cukup panjang tidak setahun dua tahun.***

Leave a comment