Mahasiswa Demo Rektorat Untan, Protes Kebijakan Kapitalisasi Universitas

PONTIANAK, Insidepontianak.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tanjungpura menggeruduk Rektorat, Jumat (25/4/2025). Mereka protes kebijakan yang dianggap kapitalisasi dan tidak memberi kebermanfaatan kualitas universitas.
BEM juga menyoroti di lingkungan kampus sudah bercokol unit-unit bisnis menggandeng pihak ketiga. Sementara prestasi akademik Untan terus melorot.
"Kampus tempat belajar, bukan cari cuan," tulis spanduk yang dibentang mahasiswa.
Sebagaimana diketahui, peringkat Untan di bawah kepemimpinan Rektor Prof Garuda Wiko tak lagi masuk 50 besar kampus terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian Webometrics 2024.
Webometrics sendiri adalah sistem pemeringkatan perguruan tinggi di dunia yang berbasis website, di mana kinerja perguruan tinggi dinilai melalui indikator-indikator seperti kehadiran, visibilitas, dampak, keterbukaan, dan keunggulan.
Tensi demo mahasiswa meninggi. Jalan utama masuk menuju kampus diblokade. Ban dibakar di tengah persimpangan Jalan Arboretum dan Fakultas Teknik.
Setelah itu, mahasiswa bergerak menuju gedung Rektorat sambil mendorong gerobak. Simbol protes ketidak tegaskan Rektor tanangi PKL yang menjamur di lingkungan akademik.
Di gedung Rektorat, petugas keamanan sudah berjaga. Tapi mahasiswa tak surut menyampaikan orasi kritikannya.
Keberadaan coffeeshop di lingkungan kampus tak luput dari sorotan. Karena dianggap tidak berkontribusi menunjang aktivitas akademik. Sistem kerja sama usaha itu juga dituding tak transparan.
"5cm bukan tempat aktivitas akademik, tapi cuma tempat nongkrong," pekik Presma Untan, Najmi yang memimpin demo.
Masiswa lantas meminta Rektor menjelaskan soal kebijakan kapitalisasi yang kini massif dilakukan Universitas.
"Keluar...Keluar...Keluar..." teriak mahasiswa dengan tangan mengepal di udara meminta sang Rektor menemui mereka.
Setelah beberapa saat, Rektor Prof Garuda Wiko menui massa. Sorak-sorai menyambut kehadirannya. Mahasiswa yang dipimpin Najmi pun berdialog dengan Sang Rektor. Setidaknya ada tiga tuntutan yang disampaikan.
Pertama, Rektor diminta tidak mengundur lagi jadwal wisuda. Kedua, meminta kejelasan kebijakan penertiban PKL di area Untan. Ketiga meminta transparansi anggaran 5cm yang dibangun di area Untan.
Prof Garuda Wiko pun dengan seksama menyimak tiga tuntutan tersebut dan berjanji akan mengkaji hal-hal yang dituntut mahasiswa. (Wahyu)
Leave a comment