May Day, Mahasiswa dan Buruh di Pontianak Kritik Geliat Investasi Persempit Ladang Petani hingga Tentang UU TNI dan RUU Polri

PONTIANAK, insidepontianak.com - Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, juga diwarnai dengan aksi unjuk rasa oleh ratusan mahasiswa dan buruh, Kamis (1/5/2025) sore.
Aksi unjuk rasa itu berlangsung di bundaran Digulis Universitas Tanjungpura. Dijaga ketat aparat keamanan.
Mahasiswa menyoroti geliat investasi di Kalbar yang dianggap tak berkontribusi besar meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ironisnya, lahan perkebunan seluas 4,5 juta hektare justru dikuasai perusahaan-perusahaan besar. Sementara petani hanya menggarap lahan sisa-sisa korporasi.
"Mereka (korporasi) merampas dan mengambil lahan petani," pekik seorang mahasiswa berorasi.
"Banyak petani kehilangan ladang, dan membuat petani semakin miris. Mereka menjadi buruh di tanah sendiri," sambungnya.
Selanjutnya, mahasiswa dan buruh juga mengeritik program food estate, karena dianggap justru membuka celah pihak asing menggarap lahan pertanian di Tanah Air.
"Food estate menjadi celah bagi investor asing untuk masuk," kritik mahasiswa.
Dan tak lupa, aksi unjuk rasa ini juga menentang pengesahan UU TNI dan RUU Polri karena dianggap akan membuka ruang besar bagi TNI dan Polri menduduki jabatan-jabatan sipil yang strategis.
"Cabut UU TNI Tolak RUU Polri. Lawan penindasan. Bangun kuasa rakyat lawan militerisme!" teriak mahasiswa.
Selain orasi, kritik-kritik mahasiswa dan buruh terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tak pro rakyat juga disampaikan lewat poster-poster berisi pesan bertedensi perlawanan.
Meski demikian, aksi unjuk rasa ini berlangsung tertib, aman dan damai dengan pengawalan ketat pihak kepolisian, hingga massa membubarkan diri.***
Leave a comment