BEM Untan Tarik Diri dari Aliansi BEM SI

2025-07-22 22:27:30
Unjuk rasa yang digawangi BEM Untan/IST

PONTIANAK, insidepontianak.com – Badan Eksekutif Mahasiswa, Keluarga Besar Mahasiswa (BEM-KBM) Universitas Tanjungpura (Untan) secara resmi menyatakan menarik diri dari Aliansi BEM SI Kerakyatan. 

Keputusan ini diambil beberapa hari setelah Musyawarah Nasional (Munas) BEM-SI, menyusul langkah serupa yang sebelumnya diambil oleh BEM UGM dan Undip.

Presiden Mahasiswa BEM KBM Untan, Muhammad Najmi Ramadhan, menegaskan bahwa penarikan diri ini merupakan komitmen untuk menjaga idealisme dan integritas gerakan mahasiswa. 

"Gerakan mahasiswa harus tetap berada di barisan rakyat, menjadi oposisi moral terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan sosial dan kesejahteraan publik," ujar Najmi.

Ia menjelaskan bahwa ketika keberpihakan tersebut mulai kabur dan ruang kritik dibatasi demi kepentingan elite tertentu, BEM Untan merasa harus mengambil sikap tegas.

Najmi menyoroti kehadiran sejumlah pejabat dan tokoh politik, seperti Ketum Partai Perindo, Menpora, Gubernur Sumbar, Kapolda Sumbar, dan BIN Sumbar dalam Munas BEM SI XVIII, telah menciderai marwah gerakan mahasiswa.

"Ini membuat pergeseran fokus diskursus dari kritik struktural menjadi ajang 'pamer muka' kepada penguasa dan bargaining politik antarmahasiswa," tegasnya.

BEM KBM Untan menilai bahwa seharusnya BEM SI menjadi teladan dalam menjaga kemurnian gerakan mahasiswa.

Tiga Poin Penegasan Sikap BEM KBM Untan

Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Muhammad Najmi Ramadhan, BEM KBM Untan menegaskan tiga poin utama: Pertama, Menarik diri dari Aliansi BEM SI Kerakyatan terhitung sejak tanggal penetapan pernyataan.

Kedua, menegaskan pendirian kemandirian gerakan BEM KBM Untan dalam menyikapi setiap kebijakan publik, tanpa terikat pada kepentingan politis manapun.

Ketiga, mengajak seluruh elemen insan mahasiswa Untan, khususnya BEM Fakultas, untuk terus memperkuat jaringan horizontal dengan BEM di universitas lain berdasarkan kesetaraan visi dan misi, serta menolak segala bentuk intervensi politik transaksional.

Najmi menambahkan bahwa langkah ini bukanlah upaya untuk memecah belah gerakan, melainkan sebuah langkah korektif atas "menjamurnya pragmatisme politik yang mereduksi fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan". 

BEM KBM Untan berkeyakinan bahwa jika sebuah forum mahasiswa ingin menjadi corong rakyat, maka kemurnian sudut pandang dan kebebasan berpendapat wajib dijaga tanpa embel-embel legitimasi kekuasaan. Praktik "undang-politikus" dan "pamer kebersamaan" yang terjadi selama Munas Aliansi BEM SI dinilai telah mengikis kemurnian tersebut.

"Kami akan terus membangun gerakan secara mandiri, menjalin solidaritas dengan elemen-elemen gerakan lain yang masih konsisten di jalur kerakyatan, dan memastikan bahwa suara mahasiswa tetap lantang menyuarakan kebenaran dan keadilan," pungkas Najmi. (Andi)

Leave a comment