BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama Periode Natal dan Tahun Baru

2024-11-25 04:51:04
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa dalam periode sepekan ke depan terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia khususnya selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022/2023.

Berdasarkan platform informasi Prakiraan Berbasis Dampak BMKG, kata Dwikorita, beberapa wilayah dengan potensi siaga yang perlu diwaspadai pada periode tanggal 21 hingga 23 Desember 2022 adalah sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Sumatera Utara, sebagian wilayah Riau, sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian wilayah Jawa Tengah, sebagian wilayah Jawa Timur, sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur, sebagian wilayah Kalimantan Barat, sebagian wilayah Kalimantan Timur, sebagian wilayah Kalimantan Utara, sebagian wilayah Maluku, dan sebagian wilayah Papua

“Khusus untuk tanggal 24 Desember 2022, potensi siaga dari prakiraan berbasis dampak perlu diwaspadai di sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan,” ujar Kepala BMKG dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (20/12/2022).

Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2023-2024

Lebih lanjut Dwikorita menyampaikan, potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode tanggal 25 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah. Hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,  Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Kemudian hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Kepala BMKG juga mengingatkan adanya potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada periode 23 hingga 27 Desember 2022 yang perlu diwaspadai.

“Kategori tinggi gelombang 4,0 hingga 6,0 meter di Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Bali, Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan,” ujarnya.

Kemudian gelombang dengan kategori tinggi gelombang 2,5 hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Aceh, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Sunda, Perairan selatan Banten, Perairan selatan Jawa, Perairan selatan Bali, Perairan selatan Lombok, Perairan selatan Sumbawa, Perairan P. Sumba, Perairan barat Sulawesi Selatan, Selat Makassar bagian utara, Perairan Halmahera, Laut Arafuru bagian barat, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat, dan Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Kinerja Perekonomian Indonesia Masih Positif

Dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem tersebut, Kepala BMKG meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan, antara lain:
1. memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan;
2. melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif;
3. melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang;
4. menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan gelombang tinggi); dan
5. lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.

“Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Kepala BMKG juga meminta semua pihak untuk terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia. Informasi tersebut dapat diperoleh  melalui website BMKG untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan, akun media sosial @infobmkg, aplikasi berbasis seluler di iOS dan android “Info BMKG”, serta call center 196 BMKG.

“Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat,” pungkasnya.

Baca Juga: Resmikan Bendungan Semantok di Nganjuk, Presiden: Dapat Dimanfaatkan untuk Pariwisata dan Pembangkit Listrik


Tags :

Leave a comment