Dari Selatan Kalbar, Harapan Ekonomi Baru Tumbuh

2025-11-04 14:45:46
Warga Desa Pelapis, Kayong Utara antusias menunjukan hadiah yang didapat saat pelaksanaan DIB Care. Perusahaan bersama Puskemas Pelapis melakukan sosialisasi pola hidup sehat. (Istimewa)

PONTIANAK, insidepontianak.com – Kabupaten Kayong Utara bersiap melangkah ke babak baru menuju daerah maju. Lompatan besar tengah disiapkan: pembangunan smelter bauksit di Pulau Penebang dimulai. Digarap oleh PT Dharma Inti Bersama (DIB). Masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Penetapannya tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025– 2029, yang kemudian diperkuat lewat Peraturan Menko Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025.

Pulau Penebang berada di Desa Pelapis, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara. Berlokasi jauh dari pemukiman warga.

Jarak pulau Penebang dengan lokasi pemukiman terdekat berjarak sekitar 5 mil laut yang terdiri dari tiga dusun; Dusun Raya, Dusun Jaya, dan Dusun Kelawar. Keberadaan PSN ini diyakini bakal jadi episentrum ekonomi baru di selatan Kalbar.

Simbol Hilirisasi dan Nilai Tambah

Ketua DPRD Kalbar Aloysius optimis, kehadiran smelter itu akan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi daerah.

“Investasi besar berdampak luas. Ekonomi tumbuh, lapangan kerja terbuka, pembangunan bergerak,” ujarnya, Senin (27/10/2025).

Smelter tersebut juga menjadi simbol perubahan besar. Bauksit tak lagi dijual mentah. Tapi diolah menjadi produk bernilai tambah.

Hilirisasi industri ini pun diharapkan memicu tumbuhnya sektor pendukung, meningkatkan pendapatan daerah, sekaligus membuka lapangan kerja baru.

Aloysius menegaskan, tenaga kerja lokal tak boleh jadi penonton. Tapi harus menjadi prioritas pekerja.

“Masyarakat Kalbar mampu. Tenaga luar hanya untuk posisi teknis,” pesannya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik, dan air bersih.

“DPRD akan mengawal agar proyek berjalan sesuai jadwal,” tegasnya.

Momentum Kemajuan Ekonomi Kalbar

Gubernur Kalbar Ria Norsan menyebut, pembangunan smelter di Pulau Penebang bukan sekadar proyek industri, melainkan peluang besar bagi kebangkitan ekonomi wilayah kepulauan.

“Ini pusat pertumbuhan ekonomi baru bagi Kalbar,” ujarnya.

Ia menegaskan, Pemprov mendukung penuh kebijakan Presiden Prabowo dalam mempercepat realisasi PSN tersebut.

“Smelter ini sejalan dengan visi Kalbar: pemerataan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, dan kemandirian industri,” katanya.

Pemprov juga tengah menyiapkan infrastruktur penunjang seperti akses laut, jaringan listrik, dan komunikasi.

Tak hanya itu, perguruan tinggi lokal dilibatkan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil agar masyarakat sekitar bisa terlibat langsung.

“Kita ingin masyarakat lokal jadi pelaku utama, bukan penonton,” tegasnya.

Norsan optimis, Pulau Penebang akan tumbuh sebagai kawasan industri modern, hijau, dan inklusif. Masyarakatnya akan sejahtera.

“Kita sedang menuju babak baru. Pulau Penebang akan jadi simbol kemajuan itu,” ucapnya.


Dokter memeriksa kesehatan Lansia di Desa Pelapis, Kayong Utara pada program DIB Care. Program yang berkolaborasi dengan Puskesma Pelapis digelar secara rutin dan memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan layananan kesehatan dasar. (Istimewa) 

Efek Domino Ekonomi

Pengamat ekonomi Universitas Tanjungpura Andy Kuriniawan Bong pun meyakini, pembangunan smelter di Pulau Penebang akan memicu perputaran ekonomi rakyat.

“Kalau industri tumbuh, ekonomi berputar. Lapangan kerja terbuka. PDRB naik,” ujarnya.

Menurut Andy, efek domino dari industri ini akan merembet ke berbagai sektor. Mulai dari logistik, transportasi, kuliner, perhotelan, hingga bahan bangunan.

“Kalau sinerginya kuat, manfaatnya tak berhenti di industri besar,” katanya.

Namun, ia mengingatkan pentingnya menyiapkan SDM lokal yang terampil. Latih anak-anak daerah mulai sekarang. Agar bisa jadi tenaga kerja andal.

“Sesuaikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri. Jangan kalah di kandang sendiri,” pesannya.

Andy juga mendorong pemetaan kebutuhan tenaga kerja dan kolaborasi dengan dunia pendidikan agar peluang kerja tidak direbut pendatang.

Baginya, smelter Pulau Penebang bukan sekadar investasi industri, tapi ujian kesiapan Kalbar naik kelas. PT DIB pun menunjukkan komitmen sosial melalui pendampingan nelayan, bantuan pendidikan, layanan kesehatan, dan program tali asih bagi warga sekitar.

“Pembangunan sejati adalah ketika rakyat ikut tumbuh bersama,” tutup Andy.

Jika dikelola dengan bijak, Pulau Penebang berpotensi menjelma menjadi simbol kebangkitan ekonomi Kalbar. Dari pulau pesisir yang dulu sunyi, kini bersiap menjadi pusat industri masa depan yang menyejahterakan.***

Leave a comment