Jurnalis Diminta Lebih Peka Angkat Tulisan Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Alam
PONTIANAK, insidepontianak.com – Isu lingkungan dan ekosistem didalamnya jadi salah satu isu dunia yang harus menjadi konsen banyak pihak, terutama bagaimana pelibatan media dan jurnalis dalam membahas dan menuntaskan persoalan yang akan membawa dampak luar biasa di masa depan.
Ini diungkapkan Sekretaris Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Marius Marchellius dalam kegiatan lokakarya Penulisan Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Alam bekerjasama dengan Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK) selama dua hari dari tanggal 14 dan 15 Desember 2024, di salah satu hotel Kota Pontianak.
“Media dan jurnalis berperan penting. Kegiatan ini diharapkan bisa membuat isu lingkungan akan jadi prioritas dalam pemberitaan media. Jurnalis pun akan mampu dan lebih peka akan isu lingkungan untuk bahan penulisannya,” kata Marius Marchellius.
Hal ini juga dikuatkan oleh Asisten Manager Development Yayasan YIARI Indonesia, Ganjar. Kata dia, masalah lingkungan erat kaitannya dengan sumber daya alam dan ekosistem yang ada didalamnya.
Jadi, akan lebih efektif dengan melibatkan jurnalsi untuk lebih focus dan peka dalam menulis isu lingkungan. Tulisan itu secara tidak langsung bisa berkontribusi dalam upaya pelestarian sumber daya alam.
"Ini akan bisa menekan dampak-dampak yang ditinggalkan kerusakan baik oleh manusia maupun perubahan iklim dengan melibatkan media dan jurnalis," ujarnya.
Nantinya, jurnalis akan memperkuat narasi penulisan dengan sasaran lingkungan dengan lebih focus. Isu lingkungan akan sangat kuat karena Indonesia memiliki hutan dan satwa serta tumbuhan langka yang akan punah.
“Hutan kita sangat kaya. Banyak flora dan fauna yang unik dan endemic Indonesia yang sudah mulai punah. Kondisi hutan yang makin tergerus akibat peralihan lahan makin membuat satwa yang ada makin terhimpit,” kata Ganjar.
Penulisan dengan narasai isu lingkungan, terutama soal hutan, satwa langka hingga persoalan kebijakan yang kerap merugiakan habitat sumber daya alam, terutama di Kalbar.
“Kita ingin masalah hutan, seperti pembalakan liar, alih fungsi hutan, kebakaran lahan hingga soal sejenisnya bisa menjadi perhatian para jurnalis hingga bisa menulis pemberitaan dengan lebih baik karena itu tadi lebih paham apa isu yang akan diangkat,” terang Ganjar.
Sementata editor Mongobay Indonesia, Saparia Saturi menekankan bahwa banyak isu yang bisa digarap dari lingkungan, dari mulai tata Kelola lahan/hutan, manusianya hingga eksosistem tumbuhan dan hewan didalamnya.
“Lingkungan salah satu termasuk hal yang banyak dan mudah ditulis. Isunya bagus-bagus, tergantung kepekaan seperti apa jurnalisnya. Terutama isu yang menggambarkan tulisan mendalam dengan kemasan menarik dan unik, apalagi melaibtakan Perempuan sebagai objek tulisannya. Di mana perempuan adalah pihak yang paling dirugikan jika persoalan hutan terjadi,” ujarnya. (wti)
Leave a comment