Sutarmidji Dampingi Presiden Saat Peresmian Smelter di Mempawah, Dianggap Berjasa Selesaikan Konflik Pembebasan Lahan

2024-09-25 23:29:58
Sutarmidji dampingi Presiden Jokowi saat peresmian Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT BAI di Kabupaten Mempawah. (Istimewa)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Setidaknya ada dua pertanyaan publik yang masih menggelayut, saat peresmian Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT BAI di Kabupaten Mempawah bareng Presiden Joko Widodo, Selasa kemarin. 

Pertama, soal kehadiran Sutarmidji. Pasalnya ia tidak lagi menjabat gubernur, tapi sangat intens mendampingi presiden Jokowi berkeliling mengecek smelter. 

Kedua, tentu saja soal ucapan terima kasih yang disampaikan Menteri BUMN RI, Erick Thohir kepada Sutarmidji dalam sambutannya.

Lantas apa kapasitas Sutarmidji ikut menghadiri acara tersebut?

Jawaban untuk pertanyaan pertama, alasan Sutarmidji hadir dalam acara itu lantaran ia mendapat undangan khusus dalam kapasitasnya sebagai Gubernur Kalbar periode 2018-2023.

Selain itu, Sutarmidji juga dianggap cukup berjasa terhadap hadirnya investasi smelter PT BAI di Kabupaten Mempawah. 

Sebagaimana diketahui, proyek strategis nasional itu mulai dibangun pada 2019, atau di tahun pertama Sutarmidji menjabat sebagai Gubernur Kalbar. 

Di masa pandemi Covid-19, tepatnya 28 Desember 2020, Sutarmidji bersama pejabat terkait lainnya melaksanakan pemancangan pertama SGAR tersebut, secara virtual dari Kantor Gubernur. 

Dalam perjalanan, tepatnya pada 2021, pembangunan smelter ini hampir mangkrak. Sebabnya karena terjadi polemik pembebasan lahan dengan masyarakat setempat. 

Saat itu, Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (Mind ID), dijabat almarhum Letnan Jenderal TNI Purn Doni Monardo. SementaraKomisaris Utama PT Aneka Tambang (Antam), Letnan Jenderal Purn H Agus Surya Bakti.

Keduanya pun datang menemui Sutarmidji. Keperluannya mendiskusikan persoalan terkait polemik pembebasan lahan itu. Pertemuan itu terjadi pada 5 November 2021. 

Dari pertemuan itu, diambil langkah-langkah penyelesaian persoalan sengketa lahan. Sutarmidji pun turun tangan. 

Tapi ia meminta syarat. Mind ID sebagai holding industri pertambangan, maupun PT Antam, harus diminta mengakomodir tenaga kerja Kalbar. Sejatinya, syarat ini sudah pernah dijanjikan saat awal pembangunan smelter di tahun 2019 dan 2020. 

"Waktu ketemu dengan almarhum Pak Doni Monardo, saya minta minta supaya mengirim 100 anak kita (orang Kalbar), minimal 80 lah dari Kalbar ini, untuk mengambil ilmu dalam pengelolaan pabrik itu,” kata Sutarmidji.

Tujuannya supaya ke depannya anak-anak itu bisa menjadi pekerja profesional di semester ini. 

"Jadi kita ingin anak-anak kita magang dulu di sana (di pabrik asal), awal-awal tidak masalah lah (diisi tenaga kerja asing), itu yang paling penting," kata Sutarmidji lagi.

Singkat cerita, persyaratan yang diajukan Sutarmidji disanggupi. Begitupun Sutarmidji, dengan kepiawaiannya bergaul di akar rumput berhasil mencairkan suasana, dan polemik yang menjadi momok pada awalnya itu dapat terselesaikan. 

Alhasil, PT BAI pun berhasil menyelesaikan pembangunannya dan berkembang hingga kini sudah diresmikan langsung oleh presiden. 

Keberhasilan Sutarmidji dalam memuluskan pembangunan PT BAI tersebut pun lalu menjadi buah bibir di kalangan sejumlah menteri, hingga akhirnya sampai ke telinga Presiden Jokowi.

Tak heran jika kemarin, Jokowi tampak akrab dengan Sutarmidji dalam acara tersebut. Bersama para menterinya, Sutarmidji bahkan turut diajak berkeliling oleh Presiden sembari mengobrol dan tertawa.

Tak hanya sampai di situ, jasa Sutarmidji ini pun kembali disinggung secara tersirat oleh Erick Thohir dalam pidato peresmian SGAR PT BAI. Ia secara tulus mengucapkan terima kasih kepada mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu.

“Kita ketahui Pak Presiden, smelter ini sempat tertunda—terima kasih Pak Menteri Investasi saat itu Bahlil dan Pak Sutarmidji saat itu sebagai gubernur, yang memang ada keterlambatan (pembangunan),” katanya.

Erick memberi sinyal, kalau pembangunan ini akan sangat berdampak bagi Indonesia ke depannya, khususnya terhadap pembangunan di Provinsi Kalbar sendiri.

“Inilah perlu peran pemerintah bisa mendorong korporasi lebih dapat kemudahan segala hal, sehingga bisa menjaga target-target yang memang sesuai untuk pertumbuhan. Ini dampaknya tiga kali lipat untuk daerah dan nasional dari sisi ekonomi, dan ini luar biasa,” kata Erick.***

Leave a comment