Menteri Lingkungan Hidup Minta GAPKI Awasi Perusahaan Cegah Karhutla di Kalbar

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat, pada Sabtu (17/5/2025).
Agenda utamanya adalah melakukan rapat koordinasi dengan Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalbar, membahas kesiapsiagaan mitigasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang musim kemarau tiba.
Rapat koordinasi berlangsung di Hotel Ibis Pontianak. Menteri Hanif mengungkapkan keprihatinannya atas potensi karhutla di Kalbar, mengingat wilayahnya didominasi lahan gambut dan mineral.
Ia menyebutkan, hingga Mei 2025, terpantau 57 titik api di Kalbar dengan total luas lahan terbakar mencapai 400 hektare, di mana sebagian besar terjadi di luar kawasan hutan.
"Kami meminta kepada seluruh jajaran GAPKI dan pemerintah daerah dapat mencegah karhutla ini," tegas Menteri Hanif.
Ia menekankan pentingnya pencegahan, terutama menjelang musim kemarau, karena upaya pemadaman akan sangat sulit, terutama jika kebakaran terjadi di lahan gambut yang luasnya mencapai 2,4 juta hektare di Kalbar.
Menteri Hanif juga meminta Gubernur, Bupati, Wali Kota, dan GAPKI untuk berkolaborasi aktif dalam mencegah karhutla dan mengevaluasi perusahaan perkebunan yang tidak mematuhi aturan.
"Kita akan memberikan sanksi apabila perkebunan kelapa sawit tidak melengkapi instrumen yang sudah diatur," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal GAPKI, M Hadi Sugeng, menyatakan komitmen organisasinya untuk turut menjaga reputasi kelapa sawit Indonesia dengan fokus pada pencegahan karhutla. Ia meminta dukungan dari Kementerian LHK untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
Hadi menjelaskan bahwa GAPKI secara aktif mengontrol kearifan lokal terkait pembukaan lahan dengan cara membakar dan mewaspadai potensi karhutla menjelang musim kemarau pada Juni hingga Agustus.
Ia memastikan, kebakaran di perusahaan anggota GAPKI umumnya disebabkan oleh kecelakaan, mengingat imbauan kewaspadaan selalu diedarkan setiap tahun.
GAPKI juga telah mengidentifikasi area rawan karhutla seperti lahan konsesi gambut/mineral, area yang tidak dapat diusahakan, dan area sekitar perusahaan. Langkah-langkah antisipasi seperti pembuatan embung dan irigasi juga telah diterapkan.
"Intinya bagaimana menyadarkan masyarakat sekitar agar tidak terjadi kebakaran di wilayah rawan," tegas Hadi.
Usai pertemuan, Menteri Hanif meninjau langsung kesiapan tim pemadam kebakaran dan peralatan di PT Putra Lirik Domas, perusahaan perkebunan sawit yang berbasis di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.***
Leave a comment