Merespons Polemik PDSS, Ketua DPRD Kalbar: Perlu Perpanjangan Waktu
PONTIANAK, insidepontianak.com - Ketua DPRD Kalbar, Aloysius berharap ada win-win solution, terhadap nasib 113 siswa SMA Negeri 1 Mempawah yang gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), jalur untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri tanpa tes.
Salah satunya, kata Aloysius dengan mendorong Menteri Pendidikan Tinggi, memperpanjang waktu pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), sehingga siswa-siswi SMAN 1 Mempawah Hilir dapat mengikuti SNBP untuk masuk Perguruan Tinggi.
Untuk diketahui, polemik ini bermula karena kelalaian operator sekolah. Dimana, ada tujuh siswa yang tak terinput datanya di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Ini yang menyebabkan 113 anak yang lain, tak terinput datanya. Mereka pun gagal mengikuti SNBP.
"Kita berharap ada solusi terbaik terhadap masalah ini. Misalnya Kementerian memberi perpanjangan waktu menginput data di PPDS sehingga anak-anak kita dalag mengikuti seleksi perguruan tinggi jalur prestasi," kata Aloysius, Kamis (5/2/2025).
Aloysius tak ingin, karena kelalaian operator sekolah, anak-anak menjadi korban. Mimpi anak-anak masuk perguruan tinggi lewat jalur prestasi harus dikubur dalam. Karena tak bisa mengikuti tes.
Terlebih lagi, mereka sudah bekerja keras, belajar dengan tekun untuk menjaga nilai akademik mereka tetap baik.
"Makanya kita berharap ada solusi terbaik," pesannya.
Aloysius juga mendukung langkah cepat PJ Gubernur Kalbar, Harisson yang sudah bersurat ke Menteri Pendidikan Tinggi, memperpanjang waktu pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), sehingga siswa-siswi SMAN 1 Mempawah Hilir dapat mengikuti SNBP untuk masuk perguruan tinggi.
Ia juga berharap agar kejadian serupa tak kembali terjadi di sekolah lain di Kalbar. Ia berpesan pentingnya operator sekolah cermat dalam memasukkan data siswa.
Terutama Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) yang menjadi syarat mengikuti jalur SNBP.
"Jangan ada lagi siswa yang tak terdata dalam sistem, sehingga membuat penginputan yang dilakukan gagal, dan siswa jadi korban," pesannya.***
Leave a comment