TBC di Sambas Tinggi, Lima Bulan 449 Kasus, 7 Penderita Meninggal

2025-05-10 01:35:44
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Ganjar Eko Prabowo. (Istimewa)

SAMBAS, insidepontianak.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas mencatat, penderita penyakit Tuberkulosis atau TBC dalam lima bulan terakhir, dari Januari hingga Mie 2025 mencapai 449 kasus. Tujuh di antaranya meninggal dunia. 

Angka itu menjadi potret penularan TBC di Kabupaten Sambas sangat tinggi dan mengkhawatirkan. Perlu langkah serius untuk menanggulanginya. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Ganjar Eko Prabowo memastikan, penderita TBC yang tercatat ini, masih dalam tahap pengobatan Puskesmas maupun rumah sakit.

Menurutnya, peningkatan penderita TBC terjadi setiap bulan. Kelompok usia yang tertular mulai dari usia 15 hingga 65 tahun. Peningkatan kasus terjadi akibat rendahnya pemahaman masyarakat dalam mencegah penularannya. 

"Di sisi lain, kegiatan investigasi kontak di tingkat Puskesmas, masih rendahnya. Terapi pencegahan TBC bagi keluarga atau masyarakat kontak serumah dengan pasien juga rendah," lanjutnya. 

Selain itu, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas dan rumah sakit, juga memperparah kasus penularan TBC.

Untuk menanggulanginya, maka Kata Ganjar, segala upaya terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. 

"Kita pun telah membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB)," jelasnya.  

Selain itu, regulasi Peraturan Bupati tentang Penanggulangan TBC juga terus dipersiapkan. Supaya penangannya bisa melibatkan semua pihak. 

Selanjutnya, Rencana Aksi Daerah (RAD) penanggulangan TBC di Kabupaten Sambas juga sudah berjalan. Program ini akan membentuk Desa Siaga Tuberkulosis. 

"Desa Semangau Kecamatan Sambas sebagai pilot project. Untuk desa lainnya dalam penanganan," sambungnya. 

Selain itu, di tahun 2025 ini Kabupaten Sambas juga bekerja sama dengan SR Yayasan Bina Asri Pontianak dalam upaya mendukung penanggulangan menuju eliminasi TBC tahun 2030.***

Leave a comment