Dr Soeharto Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Simak Kisah Hidupnya
JAKARTA, insidepontianak.com - Dr dr H R Soeharto resmi menyandang gelar Pahlawan Nasional 2022 pada Senin (7/11/2022).
Dr dr H R Soeharto merupakan salah satu tokoh yang pernah berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional 2022, Presiden Joko Widodo menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional 2022 kepada Dr dr H R Soeharto sebagai penghargaan atas jasanya merawat para pejuang kemerdekaan Indonesia.Baca Juga: Presiden Jokowi Anugerahi Lima Tokoh Gelar Pahlawan Nasional, Ada Nama dari Kalbar
Pada Kesempatan kali ini mimin akan mengulas tentang kisah Soeharto hingga ia menyandang gelar pahlawan pada 2022. Mari kita simak kisah hidupnya.
Dilansir dari laman merahputih.com yang mengulas kisah Dr Soeharto. Suatu hari pada Juli 1942, klinik bersalin di Jalan Kramat 128, Jakarta, kedatangan seorang perempuan hamil bernama Ratna Juami Asmara Hadi.
Baca Juga: Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Mahfud MD: Dr dr H R Soeharto Dokter yang Merawat Soekarno
Ratna meminta perawatan karena bayinya sebentar lagi lahir. Soeharto, yang merupakan pemilik klinik tersebut, ia merawat perempuan tersebut dengan penuh rasa ikhlas hingga bayi perempuan itu lahir.
Setelah bayi perempuan itu lahir, seorang lelaki kerabat perempuan tersebut datang pada suatu malam untuk menjenguk anak dari perempuan itu di klinik milik Soeharto.
Orang tersebut adalah Presiden Sukarno, ayah angkat Ratna sekaligus kakek si bayi. Lelaki tersebut juga merupakan tokoh pergerakan nasional yang kelak menjadi Presiden Pertama Indonesia.
"Dari serangkaian pertemuan ini mulai terjalin persahabatan yang kemudian lebih lanjut. Saya memandangnya sebagai kakak yang amat saya hormati, kagumi, dan cintai," kenang Soeharto dalam Saksi Sejarah.
Soeharto adalah orang yang menyaksikan dan terlibat dalam berbagai peristiwa sejarah yang membentuk Republik Indonesia menjadi negara merdeka dari tangan penjajah.
"Semua detik-detik sejarah yang berhubungan dengan pembangunan Indonesia Merdeka kita disaksikan oleh Soeharto," catat B.M. Diah dalam "Pengabdian Dokter Raden Soeharto" termuat di Dasawindu Dr H R Soeharto.
Soeharto lahir Tegalgondo, Surakarta, 24 Desember 1908. Dia anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya, R Sastrosuyoso, punya hubungan dekat dengan dr Sulaeman, dokter pribadi Sri Susuhunan Paku Buwono X, Raja Kasunanan Surakarta.
Melalui rekomendasi dr Sulaeman, Soeharto kecil dapat bersekolah di Europese Lagere School (ELS) Solo, sekolah setingkat SD yang hanya boleh dimasuki siswa Belanda atau keturunan bangsawan.
Lanjut cerita Soeharto kecil kini menginjak kelas 4 ELS, hingga Soeharto kecil pindah ke ELS Madiun dan menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya (MULO) hingga memasuki usia remaja.
Di Madiun, dia memasuki organisasi kepemudaan bernama Jong Java dan Jong Islamieten Bond. Keduanya memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia dengan caranya masing-masing.
Dari Madiun, Soeharto remaja beranjak ke Yogyakarta. Dia bersekolah di Algemeene Middlebare School (AMS) B--setingkat SMA--yang sekarang menjadi SMA 3 Yogyakarta.
Setelah lulus dari AMS B, Soeharto memperoleh beasiswa dari kepala sekolahnya. Dia pindah ke Batavia untuk mempelajari kedokteran di Geneeskundige Hooge School (GHS).
Selama Soeharto menempuh pendidikan, dia memilih tinggal di Markas Indonesische Club (IC), yang merupakan organisasi kepemudaan, di Kramat No 106.
Melalui organisasi ini, bersama Adnan Kapau Gani, Abu Hanifah, Moh Yamin, Amir Sjarifuddin, dan kawan-kawannya, Soeharto turut terlibat dalam Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Soeharto menyaksidengarkan Wage Rudolf Supratman melahirkan dan mementaskan lagu kebangsaan dengan pakaian dan biola kumuhnya.
Usai menamatkan studinya di GHS, Soeharto buka praktek dokter keluarga dan persalinan tak jauh dari bekas kosnya.
Dari sinilah Soeharto mengenal Sukarno, lalu Bung Hatta, dan tokoh-tokoh penting lainnya yang kelak membidani kelahiran Republik Indonesia.
Soeharto ikut menemani Bung Hatta melamar calon istrinya, Rachmi. Dia juga membantu persalinan anak pertama Bung Hatta dan Nyonya Rachmi, yaitu Meutia Farida.
Pergaulan Soeharto makin luas ketika dia bergabung dan aktif dalam Poetera dan Jawa Hookookai, dua organisasi bentukan Jepang untuk memobilisasi massa.
Soeharto membersamai Sukarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat datang ke Dalat, Vietnam, menemui Marsekal Hisaichi Terauchi, pemimpin militer Jepang untuk kawasan Asia Tenggara, pada 9 Agustus 1945.
Ketiganya anggota Badan Usaha Penyelidik Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan diminta untuk segera mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia oleh Terauchi.
Ada kejadian lucu dalam situasi pertemuan serius antara ketiganya dengan Terauchi. Radjiman, seorang tua sekaligus Jawa tulen, selalu berpakaian adat Jawa kemana pun pergi. Soeharto mengaku kerepotan tiap kali membantu Radjiman berpakaian.
"Maklum. Pak Radjiman tetap konsekuen berpakaian cara Jawa, lengkap dengan stagen dan sabuknya," kenang Siti Soemandari dalam " Soeharto yang Saya Kenal" termuat di Dasawindu Dr H R. Soeharto.
Tak lama setelah kemerdekaan, Soeharto mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, dan hartanya untuk keberlangsungan republik.
"Ia menjadi Wakil Ketua Fonds Kemerdekaan ; mengumpulkan, menyimpan dan membagi uang untuk kepentingan perjuangan. Jasanya banyak untuk kepentingan negara," kata Hatta dalam HUT ke-70 Dr H R Soeharto.
Ini serupa dengan pendapat Sukarno. Di hari pertama setelah merdeka, Soeharto bertindak sebagai 'the sauries djendral', dia bekerja seorang diri dan sudah tentu tidak ada waktunya untuk menghitung uang.
Ketika Jakarta diduduki oleh tentara Belanda pada 1946, d Soeharto turut hijrah ke Yogyakarta bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan pemimpin Republik. Di sini pengabdiannya berlanjut.
Menurut Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, salah satu pendiri Universitas Gadjah Mada, Soeharto mengemban tugas sebagai bendahara UGM saat awal pendirian universitas tersebut pada 1946.
"Soeharto harus berjuang 'mati-matian' untuk membuat rencana belanja (anggaran belanja, red) yang sangat minimal supaya dapat menutup segala kebutuhan yang penting-penting saja, dan memikirkan dengan administrasi bagaimana dan dari mana bisa mendapatkan dana-dananya," ungkap Sunario dalam "Memperingati Dr R Soeharto 80 Tahun" termuat di Dasawindu Dr R Soeharto.
Baca Juga: Profile Lengkap 5 Nama Gelar Pahlawan Nasional 2022, Ada Nama dr Raden Rubini asal Kalimantan Barat
Soeharto pernah sakit keras ketika Yogyakarta diserbu tentara Belanda pada Desember 1948. Karena itulah, dia sementara waktu harus beristirahat dan dirawat di RSCM Jakarta. Dulu namanya CBZ (Centrale Burgelijke Ziekenhuis).
Setelah sembuh, Soeharto kembali mengabdi untuk bangsanya. Dia menjadi dokter pribadi Presiden Sukarno dari 1950-an hingga 1966.
Dia menyertai lawatan Sukarno ke berbagai negeri dan bertemu dengan banyak tokoh besar dunia seperti Kaisar Hirohito, Mao Ze Dong, J.F. Kennedy, Jawaharlal Nehru, Gamal Abdul Nasser, Sri Paus, dan Raja Fuad.
Tiap jengkal penting sejarah republik ini dilalui oleh dr. Soeharto. Dia bukan hanya saksi, tapi juga pelaku sejarah yang membentuk Republik ini. Soeharto wafat pada 30 November 2000.
Demikianlah kisah Dr Soeharto hingga kini menyandang gelar Pahlawan Nasional atas jasanya dalam merawat para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Leave a comment