Melihat Rumah Ibadah Tertua di Medan, Wisata Religi Sekaligus Sejarah
MEDAN, insidepontanak.com - Medan memiliki masyarakat yang majemuk, begitu juga kepercayaannya. Itulah sebab di kota ini banyak berdiri rumah ibadah yang kemudian tidak hanya jadi wisata religi tapi juga sejarah.
Bisa dikatakan sebagai wisata sejarah karena rumah ibadah, dari masing-masing agama, berdiri sudah cukup lama. Bangunan tuanya pun menghiasi Medan sebagai kota metropolitan.
Pun bisa dikatakan wisata religi karena rumah ibadah, dari masing-masing agama, hingga kini masih menjalankan aktivitasnya. Ragam kepercayaan itu pun menjadikan Medan sebagai kota yang plural.
Sebagai informasi, Medan sebelum menjadi bagian dari Indonesia adalah bagian dari Kesultanan Deli. Meski begitu, bukan berarti agama selain Islam tidak tumbuh dan berkembang.
Begitu juga ketika masa penjajahan Belanda dan Jepang, perkembangan agama juga tidak dibatasi. Penganut Islam berjalan beriringan dengan Katolik, Protestan, Hindu, Budha, maupun Konghucu.
Setidaknya ini bisa dilihat dari rumah ibadah yang ada di Medan. Bangunan yang dimaksud malah sudah ada yang berumur lebih dari satu abad.
Berikut daftar rumah ibadah tertua menurut agama masing-masing seperti disarikan dari laman medantourism.pemkomedan.go.id dan lainnya, dikutip pada Sabtu (20/5/2023):
1. Islam
Masjid tertua di Kota Medan sekaligus rumah ibadah tertua adalah Masjid Al-Osmani. Masjid ini terletak di Kecamatan Medan Labuhan, termasuk dalam salah satu destinasi wisata religi.
Masjid dengan balutan budaya Melayu itu dibangun oleh Sultan Osman Perkasa pada 1854. Keunikan dari masjid ini adalah hampir seluruh temboknya berwarna kuning.
Jika berkunjung ke rumah ibadah ini tidak perlu repot, cukup mencari bangunannya yang berwarna kuning tepat di pinggir Jalan KL Yos Sudarso, Medan.
Setelah Al-Osmani, masjid tua lainnya di Medan adalah Masjid Baiduzzaman (1885), Masjid Lama Gang Bengkok (1874), Masjid Raya Al Mashun (1909), dan sebagainya.
2. Hindu
Kuil Shri Mariamman, rumah ibadah umat Hindu ini ada di Kampung Madras. Tepatnya di persimpangan Jalan Teuku Umar dan Jalan Zainul Arifin, Kecamatan Medan Petisah.
Dibangun pada 1881, kuil ini dibalut berbagai macam warna. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Selatan atau semacam gapura.
Kuil ini dibangun oleh seorang pemuda Tamil yang bernama Gurdhuara Sahib yang merupakan seorang pekerja di perusahaan perkebunan yang terdapat di Sumatra Utara.
Nama Kuil Sri Mariamman merujuk pada ibu alam semesta Dewi Shri Mariamman yang memilih untuk tinggal di tempat kecil dan terpencil.
3. Budha/Konghucu
Konghucu diakui sebagai agama resmi di Indonesia pada tahun 2000. Meski begitu, pengikutnya sudah ada sejak lama. Dan, Vihara Siu San Keng atau disebut juga Kelenteng Siu San Keng, bisa dikatakan sebagai rumah ibadahnya yang tertua di Medan.
Memang, vihara atau kelenteng ini lebih dikenal sebagai rumah ibadah umat Budha. Letak vihara ini berdekatan dengan Masjid Al-Osmani, berjarak sekitar 200 meter, tepatnya di Jalan KL Yos Sudarso, Kecamatan Medan Labuhan.
Vihara Siu San Keng ini dibangun pada tahun 1890. Selain Vihara Siu San Keng, Vihara Gunung Timur juga dikenal sebagai vihara Budha tertua di Kota Medan. Vihara ini didirikan oleh umat Budha pada 1962. Alamatnya berada di Jalan Hang Tuah, Kecamatan Medan Polonia.
4. Katolik
Gereja Immanuel merupakan gereja tertua di Medan, yang terletak di Jalan Diponegoro, Kecamatan Medan Petisah. Gereja ini dibangun pada tahun 1921 dan masih digunakan oleh umat Katolik untuk kebaktian.
Arsitekturnya yang bergaya renaissance masih dipertahankan dan desain interior gaya klasik menghiasi estetika bangunan tersebut. Bangunan gereja ini sarat akan nilai sejarah dan telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang senantiasa harus dijaga kelestariannya.
Selain Gereja Immanuel, gereja tua lainnya di Kota Medan adalah Gereja Katedral. Letaknya di Jalan Pemuda, Kecamatan Medan Maimun. Gereja ini dibangun pada 1929.
5. Protestan
Gereja HKBP Sudirman merupakan gereja untuk suku etnis Batak pertama di Kota Medan. Gereja protestan ini mengawali cikal bakal perkembangan HKBP semasa zaman kolonial Belanda.
Gereja ini beroperasi pada tahun 1954 yang beralamatkan di Jalan H Misbah, Medan Maimun. Disebut Gereja HKBP Sudirman karena dahulu letak pertapakannya masuk dalam wilayah Jalan Sudirman.
Bangunan tua Gereja HKBP Sudirman ini sudah melakukan beberapa kali renovasi. Namun, gereja ini masih menyisakan ornamen-ornamen orisinal di dalam maupun luar ruangan. Gereja ini kini menjadi salah satu opsi destinasi wisata religi yang ada di Kota Medan.
Itulah rumah ibadah tertua sesuai agama masing-masing di Medan dan kesemuanya masih berfungsi melayani umat. Menariknya, masing-masing rumah ibadah ini juga terbuka bagi siapa saja untuk berwisata religi sekaligus sejarah. (Adelina). ***
Leave a comment