YL Mangkir Lagi dari Panggilan Kedua Tim Investigasi Fisip Untan
PONTIANAK, insidepontianak.com – YL, mahasiswa Magister Fisip Untan, Program Studi Ilmu Politik, mangkir lagi dari panggilan tim investigasi untuk yang kedua kalinya.
YL, yang belakangan diketahui ketua partai politik di tingkat Provinsi Kalbar, dan terlipih masuk parlemen senayan, hasil Pileg 14 Februari 2024, diduga terseret dalam pusaran kasus manipulasi nilai SIAKAD.
Informasi yang dihimpun Insidepontianak.com, YL diagendakan diperiksa sebagai saksi pukul 09.00 WIB di gedung Magister FISIP Untan, Kamis (25/4/2024).
Insidepontianak.com, pun memantau sejak pagi. Namun, hingga siang tak terlihat kehadiran YL di gedung Magister Fisip Untan.
Hanya ada beberapa dosen dan mahasiswa yang silih berganti masuk, di kampus biru, hingga pukul 12.00 WIB.
Kabar ketidakhadiran YL pun dibenarkan seorang sumber Insidepontianak.com yang ditemui di kampus Megister Fisip Untan.
"Sampai sekarang belum ada ni. Kayaknya tidak datang la," kata sumber ini, kepada Insidepontianak.com, Kamis (25/4/2024).
YL juga sebelumnya mangkir pada pemanggilan pertama tim investitasi yang diagendakan pada Selasa, Senin (22/4/2024). Karena ketidakhadirannya itu, kerja tim investigasi terpaksa diperpanjang.
Rektor Untan, Profesor Garuda Wiko memastikan, perpanjangan kerja tim investigasi dilakukan karena ada beberapa pihak yang belum dimintai keterangan. Termasuk YL. Namun, Garuda Wiko menjamin, Dekan FISIP Untan, berkomiten menuntaskan kasus ini.
"Targetnya memang diumumkan (red, hasil kerja tim investigasi) tanggal 23 April. Tapi ternyata masih diperlukan melakukan pemanggilan-pemanggilan beberapa pihak, jadi kita tunggu," kata Garuda Wiko.
Sebagaimana diketahui, kasus manipulasi nilai SIAKAD ini turut menyeret satu oknum dosen berpangkat Doktor, berinisial EL.
Kronologi Kasus
Kasus dugaan memanipulasi nilai ini terbongkar, sekitar awal April 2024. Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.
Sementara, mahasiswa ini diketahui tak pernah mengikuti proses perkuliahan. Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliah YL ternyata sudah full.
Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya turut dimanipulasi oleh YL.
Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.
Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.
Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).
Sayangnya, sumber ini tak merinci, bagaimana praktik transaksional manipulasi nilai itu dilakukan.
Yang jelas, katanya, operator yang menginput data, hanya diberi daftar nilai oleh Dr EL untuk mahasiswa YL, dan selanjutnya operator mengunggah nilai itu di SIAKAD.
“Selebihnya, saya tidak bisa komentar lagi, maaf ya,” ucap sumber itu, dengan tatapan mata yang kosong sekaligus izin pamit.
Sampai saat ini, Dr EL tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan perjokian manipulasi nilai yang menyeret namanya.
Jurnalis Insidepontianak.com, sudah mengonfirmasinya lewat pesan WhatsApp, dengan mengirimkan sejumlah pertanyaan.
Upaya konfirmasi juga dilakukan lewat upaya menemuinya secara langsung dengan datang ke Kampus Fisip pada, Senin (22/4/2024).
Namun, upaya konfirmasi itu tak membuahkan hasil. Dr EL tak dapat ditemui. Sementara, sejumlah pertanyaan yang dikirim lewat pesan WhatsApp pribadinya juga tak direspons.
Begitupun YL, juga tak memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya.
Upaya konfirmasi jurnalis Insidepontianak.com, lewat sambungan telepon dan pesan WhatsApp juga hanya dibaca. Dihubungi terakhir, pada Minggu (21/4/2024) malam, ia mengaku sedang di luar kota. (Andi)***
Leave a comment