Kepala BI Kalbar: Pengembangan Ekonomi Syariah Lewat Gebyar Kalbar 2024
PONTIANAK, insidepontianak.com - Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi syariah secara nasional, pembiayaan oleh perbankan syariah di Kalimantan Barat terus menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan pembiayaan pada 2023 sebesar 12,41 persen (yoy) atau menjadi Rp8,99 triliun.
Dijelaskan Kepala Bank Indonesia Bank Indonesia Anggini Sari mengatakan perkembangan pembiayaan syariah tersebut juga didorong oleh peningkatan sinergitas berbagai pihak dalam mendukung akselerasi kegiatan ekonomi dan keuangan syariah.
Bentuk penguatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kalimantan Barat yang terkini adalah dengan pembentukan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), yang semakin melengkapi media sinergitas antara pemerintah daerah dengan lembaga/instansi terkait yang telah terbentuk sebelumnya seperti HEBITREN dan FKPU.
"Sebagai wadah integrasi berbagai kegiatan di sektor ekonomi dan keuangan syariah, Bank Indonesia menginisiasi penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) berkolaborasi dengan seluruh pemangku kebijakan yang terkait," ungkapnya saat Pembukaan Gema Gebyar Kalbar 2024 di Gedung Bank Indonesia lama, Jumat (28/4/2024).
Pada penyelenggaraan di tahun 2023, ISEF berhasil mencatat total nilai transaksi sebesar Rp28,9 triliun dan memperoleh rekor MURI sebagai festival ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia.
Sebagai rangkaian penyelenggaraan ISEF, diselenggarakan Festival Ekonomi Keuangan Syariah (FESyar) di tingkat regional Sumatera, Jawa, dan Kawasan Timur Indonesia.
Adapun Gema Ekonomi Syariah Kalimantan Barat (Gebyar Kalbar) 2024 merupakan event yang diselenggarakan sebagai kegiatan Road to Fesyar KTI 2024.
Rangkaian Gebyar Kalbar 2024 yang mengangkat tema “Penguatan Literasi, Inklusi, dan Halal Lifestyle untuk Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Kalimantan Barat” dimulai pada hari ini 28 Juni sampai dengan 30 Juni 2024.
Bank Indonesia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Kebijakan pengembangan Bank Indonesia mengacu pada tiga pilar strategi utama, yaitu penguatan ekosistem produk halal, keuangan syariah serta literasi, inklusi dan halal lifestyle, melalui implementasi berbagai program pengembangan ekonomi syariah.
Dalam rangka penguatan ekosistem produk halal, Bank Indonesia melaksanakan program sertifikasi makanan-minuman halal, program kemandirian ekonomi pesantren dan penguatan kelembagaan pesantren melalui HEBITREN, program penguatan sektor pertanian terintegrasi berbasis teknologi (INFRATANI), program Desa Berdaya Kreatif Religius dan Inspiratif (BERDIKARI), serta mendorong daya saing produk UMKM food dan fashion melalui program Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA).
Dari sisi penguatan keuangan syariah, Bank Indonesia melaksanakan program pengembangan di sektor keuangan komersial syariah di antaranya pengembangan instrumen operasi moneter syariah dan pasar uang syariah.
"Program pengembangan sektor keuangan sosial syariah yaitu penguatan infrastruktur sistem informasi dan regulasi zakat dan wakaf, serta integrasi keuangan komersial dan sosial syariah melalui penerbitan Sukuk Wakaf dan Surat Berharga Syariah Tabarru," paparnya.
<span;>Sementara itu, di sisi penguatan literasi, inklusi dan halal lifestyle, Bank Indonesia melaksanakan penyusunan strategi dan edukasi, serta menyelenggarakan festival ekonomi syariah baik di tingkat nasional maupun regional. ***
Leave a comment