ABKIN Kalbar Dorong Mahasiswa Jadi Garda Terdepan Cegah Kekerasan dan Pelecehan di Kampus

PONTIANAK, insidepontianak.com - Pengurus Daerah Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Kalimantan Barat menggelar kegiatan Dialog Interaktif dengan tema “Penguatan Peran Mahasiswa dalam Rangka Minimalisir/Mencegah Terjadinya Tindakan Perundungan (Bullying), Diskriminasi, Kekerasan dan Pelecehan di Lingkungan Kampus”.
Acara ini berlangsung di salah satu hotel di Kota Pontianak, Jumat (1/8/2025) pagi, dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Barat.
Dialog interaktif ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten dari berbagai instansi, di antaranya Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar, UPT Pelayanan Konseling, hingga perwakilan dari Polda Kalbar.
Kehadiran mereka memberikan sudut pandang berbeda terkait langkah pencegahan serta penanganan kasus kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi.
Ketua Pengurus Daerah ABKIN Kalbar, Tri Mega Ralasari, menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengkampanyekan pencegahan sekaligus penanganan kekerasan, khususnya di perguruan tinggi.
“Selama ini fokus pencegahan banyak diarahkan pada satuan pendidikan dasar dan menengah melalui Satgas PPKS. Namun, belakangan kita melihat adanya fenomena dan beberapa kasus yang terjadi di perguruan tinggi. Karena itu, kampanye pencegahan perlu diperluas agar mahasiswa, dosen, staf akademik, bahkan orang tua ikut terlibat dalam mewujudkan kampus yang bebas dari perundungan dan pelecehan,” jelas Tri Mega.
Ia menambahkan bahwa pencegahan bukan hanya tugas mahasiswa, melainkan tanggung jawab seluruh civitas akademika dan pemangku kebijakan di perguruan tinggi.
Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak, menyambut baik inisiatif ABKIN Kalbar ini. Menurutnya, pencegahan harus dilakukan sejak dini dengan cara sosialisasi dan edukasi yang tepat.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini langkah luar biasa karena fokusnya pada upaya pencegahan sebelum kasus terjadi. Edukasi kepada mahasiswa menjadi penting, mengingat mereka adalah bagian dari komunitas kampus yang rawan terpapar isu perundungan maupun kekerasan,” tutur Eka.
Ia mengungkapkan, sekitar 150 mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Pontianak turut hadir dalam kegiatan tersebut. Dengan adanya Satgas PPKS di perguruan tinggi, Eka meyakini penanganan dan pencegahan dapat lebih efektif.
“Satgas inilah yang akan menjadi garda terdepan jika terjadi kasus di kampus,” tambahnya.
Dari pihak kepolisian, Panit III Subdit IV Ditreskrimum Polda Kalbar, IPTU Yogi Prayitno, menilai program yang dilaksanakan ABKIN sangat positif karena memberikan pemahaman langsung kepada mahasiswa.
“Kalau pun terjadi kasus perundungan, kekerasan, atau pelecehan seksual di lingkungan kampus, mahasiswa bisa melapor lebih dulu ke Satgas kampus. Namun, jika kasus perlu penanganan hukum, pihak kepolisian siap membantu agar permasalahan tidak melebar,” ujarnya.
Yogi menegaskan, keterlibatan mahasiswa dalam memahami alur penanganan sangat penting, agar mereka tahu kemana harus melapor dan bagaimana langkah hukum bisa ditempuh.
Sementara itu, Kepala UPT Pelayanan Konseling, Uray Herlina, menekankan pentingnya membangun lingkungan kampus yang aman dan sehat.
“Dengan adanya kegiatan ini, kita berharap mahasiswa bisa berkontribusi menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari kekerasan, perundungan, dan diskriminasi. Mahasiswa yang berkarakter baik nantinya akan menjadi pendidik, orang tua, sekaligus anggota masyarakat yang mampu menularkan nilai positif bagi lingkungannya,” ujarnya.
Kegiatan dialog interaktif ini juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara mahasiswa, civitas akademika, aparat penegak hukum, hingga lembaga perlindungan anak dan konseling. Dengan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan kasus perundungan, diskriminasi, kekerasan, serta pelecehan seksual di lingkungan kampus dapat ditekan seminimal mungkin. (*)
Leave a comment