Arif Joni Minta PLN Perkuat Pelayanan Jelang Natal dan Ramadhan

2025-11-20 16:11:14
Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari Dapil Kota Pontianak, Arif Joni Prasetyo/IST

PONTIANAK, insidepontianak.com – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari Dapil Kota Pontianak, Arif Joni Prasetyo, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan PLN menjaga keandalan listrik menjelang perayaan Natal dan Idulfitri yang tahun ini jaraknya sangat berdekatan. 

Ia menegaskan, potensi gangguan listrik saat momentum hari besar keagamaan harus diantisipasi sejak awal agar tidak menghambat aktivitas masyarakat.

Ketua MPW PKS Kalimantan Barat ini menjelaskan, Komisi IV DPRD Kalbar baru saja menggelar rapat kerja bersama PLN sebagai upaya memastikan pelayanan listrik memenuhi harapan masyarakat, khususnya dalam aspek kapasitas, kontinuitas, dan kualitas pasokan.

"Karena beberapa kejadian pemadaman beberapa kali, di 2025 lebih sering dibanding tahun 2024," ungkapnya.

Dalam rapat tersebut, Komisi IV meminta PLN memperkuat sistem kelistrikan, terlebih menjelang Natal, Ramadan, dan Idulfitri yang semakin dekat.

“Kita minta PLN untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk proteksi sistem tenaga listrik dan pemeliharaan jaringan transmisi,” jelas Arif.

Ia menyebut, gangguan listrik dipengaruhi banyak faktor, mulai dari persoalan teknis hingga kondisi alam seperti cuaca ekstrem, pohon tumbang, dan gangguan jaringan transmisi. 

Karena itu, Arif menekankan pentingnya langkah antisipasi yang lebih maksimal dari PLN guna mencegah terjadinya pemadaman yang merugikan masyarakat.

Selain keandalan pasokan listrik, Komisi IV juga menyoroti percepatan program listrik desa yang hingga kini belum mencapai target 100 persen.

 Arif memastikan pihaknya terus mendorong pemerintah daerah dan PLN mempercepat pemerataan listrik di seluruh wilayah Kalbar.

Berdasarkan data PLN, rasio desa berlistrik di Kalbar baru mencapai 89,8 persen, dengan 218 desa yang masih belum menikmati aliran listrik. 

Namun, Arif menilai masih ada perbedaan sudut pandang antara data PLN dan kondisi riil di lapangan. Menurutnya, desa yang tercatat “berlistrik” belum tentu seluruh dusunnya telah teraliri listrik. Namun, PLN sudah mengkategorikan hijau atau teralistriki seluruhnya. 

"Menurut PLN, desa yang sudah teraliri listrik dianggap sudah hijau. Padahal, desa ini terdiri dari beberapa dusun, dan banyak dusun yang belum tersentuh,” tegasnya.

Karena itu, Arif meminta agar kategori  “hijau” yang digunakan PLN harus berarti 100 persen wilayah desa, termasuk seluruh dusun, telah teraliri listrik, bukan hanya sebagian.

Arif berharap, dengan penguatan sistem dan percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan, pelayanan PLN di Kalbar dapat semakin baik, terutama menjelang masa-masa puncak kebutuhan listrik pada akhir tahun dan awal tahun mendatang. (Andi)

Leave a comment