PLN Dukung Penuh Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027
JAKARTA, insidepontianak.com - PT PLN (Persero)
mendukung kepengurusan Forum Manajemen Risiko Badan Usaha Milik Negara (FMR
BUMN).
Komitmen ini tercermin melalui agenda Pengukuhan Pengurus FMR
BUMN periode 2024-2027 yang dilaksanakan di Gedung Auditorium PLN Pusat,
Jakarta pada Selasa (26/3/2024).
Deputi Manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN, Nawal
Nely pada kesempatan tersebut mengapresiasi berbagai upaya kolaborasi terhadap
pencapaian Forum Manajemen Risiko BUMN.
Nely berharap capaian ini terus dipertahankan, bahkan
ditingkatkan untuk mencapai kolaborasi lebih aktif di masa mendatang.
"Ini kami senang sekali dari Kementerian BUMN. Bahwa
partisipasinya very pro active jauh lebih bagus daripada sebelumnya,” kata
Nely.
“Dan saya apresiasi untuk kolaborasi yang terjadi antar BUMN dan
antar sektor, ini sesuatu yang menurut saya harapkan forum ini bisa membangun
manajemen risiko bersama," sambungnya.
Nely juga menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai
upaya, termasuk dari sisi regulasi demi meningkatkan implementasi manajemen
risiko di tiap BUMN.
“Kami berjuang untuk mengeluarkan peraturan ini, berdasarkan
segala masukan yang didapat dari saudara-saudara sekalian dalam menyusun Permen
risiko maupun aneka macam legislasi lainnya,” ujarnya.
Komisaris Utama PLN Agus Martowardojo mengatakan, implementasi
sistem manajemen risiko yang efektif akan memengaruhi kinerja perusahaan.
Karenanya, Agus mendukung kepengurusan baru FMR BUMN untuk
selalu menerapkan praktik terbaik dalam manajemen risiko perseroan.
“Ini adalah tugas dari BUMN untuk naik kelas, dan naik kelas
secara struktural. Karena kalau kita sudah baik dalam tata kelola manajemen
risiko dan compliance-nya, kita akan siap berlari dan insya Allah
pertumbuhan akan tetap setimpal,” kata Agus.
Agus juga berpesan agar dalam implementasinya, manajemen risiko
tidak dapat dipisahkan dari aspek governance atau tata kelola.
Menurutnya, hal ini karena pilar utama tata kelola adalah
transparansi, responsilibity, independency, dan fairness.
“Ini tidak bisa hanya dijadikan suatu slogan, suatu retorika, tetapi betul-betul harus kita hayati, harus kita implementasikan dalam keseharian. Jadi, saya menyambut baik kita menjalankan fungsi manajemen risiko,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo
mengatakan, pihaknya terus membangun sistem manajemen risiko yang terintegrasi
karena PLN memiliki aspek risiko yang kompleks.
Menurutnya, dalam membangun sistem manajemen risiko PLN juga
memanfaatkan teknologi digital sehingga membuat manajemen risiko menjadi lebih
baik.
PLN adalah BUMN yang mungkin paling kompleks dalam menghadapi
aspek risiko. Dari hulu ke hilir. Dari energi primer, infrastruktur, sampai
layanan pelanggan.
“Oleh karena itu, saya kumpulkan tim. Every single risk has to
be mapped out, quantified, managed properly,” kata Darmawan.
“Lebih baik mandi keringat di latihan, bukan berdarah di
pertempuran. Kami bangun New Journey of Risk. Kami rombak organisasi. Kami ubah
yang dulu berbasis fungsi, menjadi berbasis tipe risiko. Kami bangun tata
kelola terintegrasi," lanjutnya.
Untuk itu, ia berharap jajaran pengurus FMR BUMN 2024-2027 dapat
membantu memformulasikan kebijakan-kebijakan manajemen risiko dan mengawal
implementasinya sehingga bisa menjawab kebutuhan dan dinamika tantangan yang
dihadapi tiap BUMN, termasuk PLN.
Dia juga mengapresiasi pengukuhan kepengurusan baru forum ini
untuk bisa meningkatkan kapasitas BUMN.
“Pengukuhan kepengurusan Forum Manajemen Risiko ini adalah hari
bersejarah. Ekosistem manajemen risiko semesta. Kami merasa terhormat jadi tuan
rumah. Dengan kepengurusan baru FMR BUMN, maka kita akan menyambut zaman
keemasan BUMN seantero Indonesia," kata Darmawan.
Ketua Umum FMR BUMN Periode 2024-2027, Amien Sunaryadi
menyampaikan FMR menjadi wadah bagi para praktisi Manajemen Risiko di
Lingkungan BUMN.
Hal ini ditujukan untuk memberikan pemikiran-pemikiran strategis
dan kebijakan-kebijakan dalam bentuk saran, kajian, pendapat dan rekomendasi
kepada Kementerian BUMN dan masing-masing BUMN tentang praktik terbaik
Manajemen Risiko di BUMN.
Ini untuk menjawab adanya kebutuhan dan tantangan yang dihadapi
BUMN seperti dinamika lingkungan bisnis yang terus berubah, perubahan
teknologi, perang dagang dan perubahan pola interaksi Masyarakat.
“Tantangan ini merupakan ancaman sekaligus peluang yang harus
dikelola dengan hati-hati,” kata Amien.
Amien juga menyampaikan dengan komitmen dari berbagai pihak,
diharapkan FMR BUMN periode 2024-2027 dapat memberikan kontribusi strategis
dalam mengelola risiko dan menjawab tantangan yang dihadapi BUMN di era yang
terus berkembang ini.***
Leave a comment