Gubernur Kalbar Ria Norsan: Majukan Pendidikan Kalbar Lewat Forum Rektor Indonesia
PONTIANAK, insidepontianak.com – Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menegaskan dengan kehadiran para rektor se-Indonesia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Kalimantan Barat akan semakin pesat.
Gubernur Kalbar Ria Norsan menyampaikan hal itu saat membuka Konvensi Kampus XXX dan Temu Tahunan XXVI Forum Rektor Indonesia (FRI) Tahun 2025 di Ballroom Novotel Pontianak, Minggu (23/11/2025).
“Saya berharap pertemuan para rektor ini dapat melahirkan gagasan konkret, terutama dalam strategi industrialisasi nasional dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat,” kata Ria Norsan.
Dijelaskannya perguruan tinggi harus menjadi inkubator inovasi yang mampu menghasilkan penelitian relevan bagi industri 4.0 dan 5.0.
“Sinergi riset dan kebijakan publik harus berjalan efektif agar ilmu pengetahuan dapat diterapkan pada sektor pertanian, kelautan, energi terbarukan, dan ekonomi daerah,” tambahnya.
Dirinya menyampaikan bahwa pembangunan di Kalimantan Barat tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, namun juga pembangunan kualitas sumber daya manusia melalui akses pendidikan yang merata.
“Kami memiliki cita-cita besar memastikan anak-anak di pelosok, kepulauan, dan pedalaman memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Pendidikan yang inklusif adalah kunci memutus rantai kemiskinan struktural,” tegasnya.
Mengangkat tema “Perguruan Tinggi Sebagai Pusat Pertumbuhan Berbasis Inovasi: Relevansi Pendidikan Tinggi dan Industrialisasi,” Gubernur menilai topik ini sangat relevan dan sejalan dengan arah pembangunan daerah dan visi Indonesia Emas 2045.
Rektor Universitas Tanjungpura (Untan), Garuda Wiko menyampaikan bahwa kegiatan FRI 2025 di Pontianak diharapkan menjadi tonggak bagi transformasi budaya perguruan tinggi di Indonesia.
“Melalui forum ini, diharapkan perguruan tinggi dapat menggeser kultur dari sekadar user menjadi inventor,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya penyelarasan antara kurikulum, inovasi riset, dan kebutuhan industri agar perguruan tinggi mampu menjawab tantangan global.
“Regulator, akademisi, dan industri harus berada dalam satu ekosistem yang saling menguatkan,” urainya lagi. (*)

Leave a comment