Menurut Ahli, Menangis Baik untuk Kesehatan Mental

2025-11-26 17:09:06
Ilustrasi - Seorang wanita yang sedang menangis. (Antara/Pixabay/am)

JAKARTA, insidepontianak.com – Jangan buru-buru menahan air mata. Membiarkan diri menangis karena sedih, kehilangan, atau lelah justru baik untuk kesehatan mental.

Menurut ahli, menangis justru bisa membantu tubuh dan pikiran jadi lebih rileks, dan melepaskan emosi.

“Kalau terus dipendam, lama-lama penuh dan terasa berat,” kata Serene Lee, psikoterapis dan pendiri pusat konseling mengutip Antara.

Ia menjelaskan, menangis sesekali membantu seseorang merasa seimbang. Dan hal tersebut sangat manusiawi.

“Setelah seminggu penuh tekanan, seseorang bisa saja menangis saat menonton film menyentuh hati, lalu merasa segar dan siap menghadapi hari baru,” ujarnya.

Secara fisik, menangis membantu tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan prolaktin melalui air mata.

Seperti panci presto, tangisan bekerja sebagai katup tekanan untuk melepaskan perasaan tertekan—baik karena sedih, frustrasi, maupun bahagia.

Menangis juga bisa menjadi ungkapan rasa syukur, kelegaan, atau kedekatan batin yang mendalam.

Penelitian terhadap lebih dari 7.000 orang di 37 negara menunjukkan perempuan menangis lebih sering dibanding laki-laki, yakni antara 30 hingga 64 kali per tahun, sementara laki-laki 5 hingga 17 kali.

Namun, perbedaan ini bukan soal hormon semata, melainkan pengaruh norma sosial dan budaya.

“Perempuan di dunia profesional sering khawatir dianggap terlalu emosional. Sedangkan banyak pria justru diajarkan bahwa menangis itu tanda kelemahan,” ujar Dr Alla Demutska, Direktur Klinis Psikoterapi dan Konseling di Sekolah Psikologi Positif.

Padahal, tambahnya, menangis adalah respons alami manusia, bukan kelemahan. Namun, tangisan bisa menjadi tanda bahaya bila terlalu sering atau mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Kalau seseorang terus merasa ingin menangis, itu bisa jadi tanda butuh bantuan profesional,” kata Demutska.

Menangis tanpa alasan jelas juga perlu diwaspadai karena bisa menandakan depresi, trauma, atau gangguan emosi. Sebaliknya, tidak pernah menangis sama sekali, bahkan dalam situasi yang menyedihkan, juga mengkhawatirkan karena bisa menunjukkan mati rasa emosional atau penghindaran perasaan.

“Menangis itu manusiawi. Kadang air mata adalah cara tubuh memberi tahu bahwa kita perlu istirahat sejenak,” tutup Demutska.(ant)***

Leave a comment