Puluhan Siswa Maniamas Diduga Keracunan MBG, SPPG Hilir Ngabang Dinonaktifkan, Korwil BGN Landak Minta Maaf

2025-11-20 04:05:58
Koorwil BGN Kabupaten Landak, Yohanes. (Insidepontianak.com/Wahyu)

LANDAK, insidepontianak.com – Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Hilir Kantor II Ngabang, Kabupaten Landak, sudah dinonaktifkan.

Langkah itu diambil otoritas berwenang setelah puluhan siswa SMA–SMK Maniamas diduga mengalami keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Rabu (18/11/2025).

Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Landak, Yohanes mengatakan, operasional dapur tersebut dihentikan sementara, hingga hasil uji laboratorium sampel makanan keluar.

“Sesuai SOP, aktivitas dapur kami hentikan dulu,” ucapnya.

Ia menegaskan, penanganan siswa kini menjadi prioritas. Hingga pukul 23.00 WIB, jumlah siswa yang dirujuk terus bertambah. Keluhannya sama: diare, pusing, mual, dan muntah.

Ruang Klinik Santo Elisabeth Hungaria di Ngabang penuh. Petugas terpaksa memakai matras BPBD untuk alas siswa yang dirwat, karena tempat tidur yang ada sudah tak cukup. Seluruh biaya pengobatan siswa ditanggung.

“Kini yang paling penting adalah penanganan medis,” katanya.

Yohanes memastikan, pihaknya akan transparan soal hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel MBG. Jika ditemukan kelalaian, sanksi akan diberikan sesuai aturan.

“Kami mohon maaf atas kejadian ini. Penanganannya tetap sesuai SOP,” tambahnya.

Menu MBG yang disajikan kepada siswa adalah soto sayur dengan ayam suir. Disantap pukul 10.00–11.00 WIB. Gejala muncul pada sore hari, sekitar pukul 15.00–16.00 WIB.

“Pulang sekolah anak saya langsung lemas. Diare dulu, baru pusing,” ujar Liya, orang tua salah satu siswa. 

Siswa pertama yang sakit dibawa ke Klinik Utama Santo Elisabeth Hungaria, Ngabang. Tak lama, siswa lain menyusul. Tenaga medis kewalahan. Sehingga beberapa siswa dirujuk ke RSUD Landak.

Salah satu siswa mengaku tidak merasakan keanehan saat makan MBG. Namun setibanya di rumah, ia mulai pusing, mual, lalu muntah.

“Sebelum itu saya tidak makan apa-apa,” katanya.

Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, turun langsung mengecek kondisi para siswa. Ia menegaskan, kasus ini menjadi perhatian serius. Penyebabnya sedang ditelusuri. Sampel feses, muntahan, dan sisa MBG sudah diambil untuk diperiksa di laboratorium.

Insiden seperti ini bukan pertama terjadi. Terus berulang. Sepekan lalu, puluhan siswa di Kapuas Hulu juga dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan serupa. Gejalanya juga muncul setelah menyantap MBG.

Rangkaian kejadian ini menunjukkan masih ada persoalan serius dalam pelaksanaan MBG. Perlu evaluasi total agar tidak ada lagi siswa menjadi korban.***

Leave a comment