Hegemoni Sawit Ancam Lahan Pertanian Pangan di Kalbar

2025-04-21 23:56:17
Talkshow ELSAM membahas hegemoni sawit di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura, Senin (21/4/2025). (Insidepontianak.com/Gregorius)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Praktik penamanan satu jenis pada lahan pertanian atau monokultur, seperti sawit dianggap mengancam lahan pertanian di Kalimantan Barat.

Apalagi sawit sudah menjadi hegemoni, karena memiliki nilai ekonomis dan sudah berkembang menjadi industri. 

Kini lahan-lahan besar pun dikuasai perusahaan sawit. Bahkan, kawasan hutan semakin kecil akibat ekspansi perkebunan sawit.

"Tanah hutan lahan akan semakin terancam, karena sawit semakin massif," kata Wakil Direktur Institut Dayakologi, Richardus Giring, saat menjadi narasumber di kegiata roadshow ELSAM Pontianak, di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura, Senin (21/4/2025).

Ia pun memperkirakan, perkebunan sawit di Kalbar akan semakin ekspansif. Karena sudah menjadi primadona dan lebih menunjang perekonomian masyarakat.

"Seperti itu lah hegemoni sawit bagi orang di perkampungan," ujarnya.

Karena itu, ia khawatir lahan pertanian pangan di Kalbar dikuasai perkebunan sawit, dan berdampak pada produksi pangan semakin menurun.

"Edukasi dan pasar tidak berpihak pada ketahanan pangan," katanya.

Untuk mencegah kekhawatiran itu, ia berharap agar pemerintah, membuat kebijakan pembatasan penggunaan lahan sawit demi menjaga produksi pangan lokal. 

"Saya harap ada kolaborasi dengan CSO, media, advokasi, kalangan kampus dan pemerintah terkait ini," harapnya.

Di samping itu, ia menyarankan agar ada gerakan seperti membuat lumbung pertanian supaya sistem pertanian yang memproduksi pangan terus meningkat. 

"Kita harus membuat lumbung pertanian untuk menjaga ketersedian beras lokal," pungkasnya.***

Leave a comment